“Ngebut sekali, memang waktunya segitu. Karena waktu itu juga ada pesanan dari customer, mau tidak mau baju harus jadi,” tutur Dwi.
Sementara itu, pemenang juara 1 Project Runaway Competition, Yuli Tri Widiyanti, mengedepankan sustainable fashion dalam karya-karyanya.
Uniknya, pempuan asli Jawa Timur ini menggunakan perpaduan kain tenun, kain perca, yang juga diwarnai dengan pewarna alami.
“Ada yang disulam juga, jadi lebih lama. Untuk baju kemarin, perlu waktu kurang lebih 10 hari,” tutur Yuli.
Yuli menuturkan, tren desain fesyen saat ini sudah jauh lebih berkembang. Dengan itu, dirinya harus menetapkan ciri khas dan keunikan dari karya-karya yang dibuat.
“Pastinya banyak kompetitor yang karyanya hampir sama. Tapi bagaimana caranya biar tidak tergerus. Karena perlu bertahun-tahun untuk menemukan ciri khas kita," imbuh Yuli.
Mereka bertiga berharap, kedepannya, pasar bisnis fesyen akan terus berkembang dan lebih banyak menjembatani para desainer pemula seperti mereka.
"Setiap desainer pasti punya pasar bisnis masing-masing. Yang terpenting konsisten dan fokus dengan produk kita," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.