KUPANG, KOMPAS.com - Yohanes Ande Kala alias Joni mengingat dengan jelas sejumlah bantuan uang yang diterimanya dari sejumlah pihak. Namun, uang senilai Rp 75 juta itu telah tiada karena habis digunakan untuk merawat ayahnya.
Joni terkenal sebagai bocah pemanjat tiang bendera saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, pada 2018.
Saat itu, Joni yang masih pelajar kelas 1 di SMP Negeri Silawan memanjat tiang bendera setelah tali yang akan digunakan untuk mengikat bendera terlepas dan tersangkut di ujung tiang.
Baca juga: Kisah Joni, Pemanjat Tiang Bendera di NTT, Tinggal di Asrama TNI supaya Dekat Sekolah
Aksi heroik Joni itu menuai perhatian publik. Joni bahkan diundang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo pada 20 Agustus 2018.
Joni mengatakan, total bantuan uang yang diterimanya saat itu sebanyak Rp 75 juta. Rp 50 juta di antaranya merupakan pemberian dari pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.
Uang itu diterima Joni langsung dari Hotman saat berada di Jakarta.
Baca juga: Bertemu si Joni, Bocah Pemberani Pemanjat Tiang Bendera Asal NTT
"Ditambah dengan uang dari Pak Hotman, total uang yang saya dapat saat itu, sekitar Rp 75 juta," ungkap Joni saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/8/2022).
Uang yang dia dapat saat itu, kini tak tersisa lagi karena digunakan untuk mengobati ayahnya yang sakit hingga akhirnya meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Praktis, saat ini semua kebutuhan hidup Joni dibantu oleh dua orang kakaknya yang bekerja di Malaysia dan Surabaya.
Kedua kakaknya itulah yang setiap bulan secara rutin membantu dia dan ibunya. Sang ibu, Lorenca Gama, hanyalah ibu rumah tangga tak ada penghasilan tetap.
Untuk mengurangi beban orangtuanya, Joni kini tinggal di asrama TNI Angkatan Darat Kompi Senapan B. Dia tinggal di asrama TNI agar bisa lebih dekat dengan sekolahnya di SMA Negeri 1 Atambua.
"Sekarang kalau mau ke sekolah hanya jalan kaki karena dekat," kata Joni.
Joni mengaku, untuk biaya makan dan minum setiap bulan, dia dikasih jatah Rp 150.000 oleh ibunya.
Baca juga: Pernah Viral karena Panjat Tiang Bendera, Aksi Joni Asal NTT Dikenang hingga Sekarang
Uang itu, kata dia, cukup untuk keperluannya selama sebulan. Dia pun kini fokus latihan fisik agar bisa mewujudkan cita-citanya menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Joni berharap, cita-citanya bisa didukung oleh semua pihak, mulai dari keluarga hingga pemerintah.
"Semoga pemerintah kawal selalu saya untuk menggapai cita-cita saya," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.