SOLO, KOMPAS.com - Pedagang suvenir tak ketinggalan memeriahkan perhelatan pesta olahraga disabilitas ASEAN Para Games 2022. Total ada 35 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Solo, Jawa Tengah, yang tersebar di penginapan dan lokasi pertandingan.
Puluhan UMKM itu menjajakan suvenir dalam berbagai kategori seperti batik, fashion, craft.
Pada Rabu (3/8/2022), dari pantuan Kompas.com, venue atletik Stadion Manahan terpantau belum ada peningkatan pembeli. Padahal sebenarnya harga yang ditawarkan cukup murah.
Misalnya harga untuk gantungan kunci hanya Rp 10.000 per-buah. Sementara kaus atau jersey Rp 185.000 per-potong. Semua suvenir ini wajib menampilkan maskot dan logo ASEAN Para Games 2022.
Meski demikian, diprediksi peningkatan penjualan akan terlihat meningkatkan di masa-masa akhir perhelatan atau jelang closing ceremony ASEAN Para Games 2022.
"Kalau sekarang masih, standar-standar saja. Mungkin masih fokus bermain (kontingen berbagai negara), mungkin dihari-hari akhir akan ada peningkatan. Sekarang masih satu dua saja yang beli," kata penjual suvenir, Ipeng Suhendar (43) dari PT Tunggal Putri Rahayu.
Hal serupa juga dirasakan Putri Wulan (35) pedagang suvenir di Stadion Manahan. Dia mengaku belum terlihat peningkatan dalam penjualannya.
"Lumayan lah, kemaren pernah 14 pcs (buah) kaus. Kebanyakan atlet dan pengunjung. Ada 10 desain kita produksi sendiri, ini khusus saat event ASEAN para games 2022" kata Putri.
Sekitar lima hari perhelatan, putri mengaku jersey yang paling laku memiliki desain maskot Rajamala berwarna merah menyala.
"Kebetulan warna merah, kuning, hijau yang warna ngejreng itu banyak peminatnya," jelasnya.
Sementara itu, pedangang suvenir di penginapan Kontingen, Nury Astuti (45) mengaku hari kelima perhelatan mulai terlihat adanya peningkatan penjualan.
"Sudah mulai ada. Saat awal-awal masih belum, mungkin masih fokus kegiatan-kegiatan mereka juga," kata Nury.
Total ada empat UMKM yang berada di setiap penginapan para kontingen. Akan tetapi, Nury mengaku untuk lokasi yang berada di Swiss-Belhotel Solo, sedikit tidak diuntungkan. Pasalnya terletak menjorok ke dalam dan tidak dilewati para atlet atau kontingen saat akan masuk kamar.
"Kalau di hotel lain di loby ya, kalau kita ndak. Harus masuk dulu, padahal liftnya itu tepat depan loby. Jadi ndak lewati kita, baru kalau dari loby mau ke kamar mandi baru lewat kita," jelasnya.
Untuk itu, Nury mengaku perlu adanya penambahan papan nama atau penunjuk untuk pengarahkan para kontingen bisa mengetahui lokasi jualannya.
Nury berharap, jelang selesai perhelatan ini penjualan akan meningkatkan dan ludes terjual.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Indonesia National Paralympic Organization Comittee (Inaspoc), Gibran Rakabuming Raka, melihat kondisi ini berjanji akan meramaikan stand penjualannya.
"Akan kita ramaikan. Sudah kita siapkan," kata Gibran Rakabuming Raka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.