Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Nakes Honorer Tasikmalaya Demo Tuntut Diangkat ASN: Nasib Kami Horor di Rumah

Kompas.com - 28/07/2022, 12:16 WIB
Irwan Nugraha,
Reni Susanti

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Ribuan tenaga kesehatan (nakes) berstatus honorer Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, berunjuk rasa menuntut pengangkatan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor DPRD Kota Tasikmalaya, Kamis (28/7/2022).

Mereka merupakan nakes yang bertugas di Puskesmas dan RSUD Kota Tasikmalaya. Sebagian besar dari mereka berstatus honorer selama belasan hingga puluhan tahun. 

Dalam demonya, mereka mendesak wakil rakyat dan pemerintah pusat memerhatikan kesejahteraan honorer.

Baca juga: 4 Juta Nakes Akan Diberi Vaksin Dosis Keempat, Bagaimana dengan Masyarakat?

 

"Tolong perhatikan nasib kami Pak Wakil Rakyat. Kami adalah para tenaga kesehatan yang selalu melayani kesehatan maayarakat, tapi nasib kami hororer, horor sekali di rumah. Kasihan keluarga kami," jelas Nakes Kota Tasikmalaya, Yuriahman (41), kepada wartawan saat unjuk rasa di Kantor DPRD Kota Tasikmalaya, Kamis siang.

Yuri menambahkan, nasibnya saat ini kalah dengan para nakes baru yang lolos seleksi ASN baik jalur Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (PPPK) atau Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Ada pula beberapa nakes yang semula bekerja di RSU swasta langsung masuk dan ditempakan di unit kerja strategis di RSUD.

Mereka bahkan bisa langsung masuk lewat seleksi honorer jalur PPPK yang digelar pemerintah.

Baca juga: Akan Dihapus, Guru Honorer di Flores Timur: Kami Sudah Mengabdi Lama

Namun, masih banyak nakes yang sudah mengabdi belasan sampai puluhan tahun masih berstatus honorer dan gaji yang tak memenuhi kebutuhan keluarganya di rumah.

"Sekarang kan kami sudah belasan dan adapula yang sudah puluhan tahun, kami nasibnya bagaimana yang sudah lama kalah sama yang baru masuk begitu saja," ungkap dia.

Karena itu, semua nakes honorer di Kota Tasikmalaya menuntut untuk diangkat PPPK atau CPNS tanpa seleksi dan sesuai dengan masa kerja paling lama.

Hal itu dirasakan adil bagi honorer nakes karena selama ini sudah melayani jutaan masyarakat Kota Tasikmalaya di bidang kesehatan.

"Kami menuntut diangkat jadi ASN baik PPPK atau CPNS tanpa seleksi. Perhatikan nasib kami Pak, bagaimana hidup kami untuk menghidupi keluarga kami di rumah. Kalau tuntutan kami tak dipenuhi, kami akan datang lagi lebih banyak," ujar dia.

Baca juga: Tak Kunjung Ada Kabar Baik, 17.000 Honorer Banten Akan Turun ke Jalan dan Mogok Massal

Hal sama diutarakan honorer nakes perawat lainnya, Euis Yunarsih (39), yang meminta Pemerintah Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Pusat mengangkat otomatis status kepegawaiannya menjadi PPPK.

Hal itu sesuai dengan nasib para guru honorer yang sedang diprioritaskan menjadi PPPK selama ini.

"Masa kami baju putih, para nakes, harus terus demo dulu, demo terus, unjuk rasa terus, baru dituruti. Apa mesti begitu di Indonesia, yang teriak-teriak di jalan baru didengar. Padahal kami sudah puluhan tahun mengabdi bidang kesehatan ke masyarakat selama ini," ujar dia.

Hingga kini, para honorer nakes Kota Tasikmalaya masih melakukan aksinya sampai mendengar keputusan dari DPRD Kota Tasikmalaya.

Mereka secara bergantian berorasi dan melontarkan keluh kesahnya selama ini terkait nasib status honorer.

Para pengunjukrasa dari tenaga nakes, perawat, dan bidan serta apoteker ini masih menunggu hasil musyawarah antara anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya dan perwakilan honorer nakes di lantai 2 DPRD Kota Tasikmalaya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com