Fuji mengatakan sebelum dimakamkan, kain kafan Sandi sempat dibuka dan pihak keluarga tak bisa mengenal wajah Sandi karena kondiisnya sudah bengkak.
Fuji berharap selama proses penyelidikan berlangsung, ada titik terang penyebab kematian adiknya.
Sebab berdasarkan informasi dan foto yang diterimanya, kondisi tubuh Sandi penuh dengan luka mulai dari bagian dada hingga punggung.
"Keluarga kami sepakat untuk tidak melakukan tindakan hukum sebelum penyelidikan selesai. Kesepakatan ini terjalin antara kami dengan pimpinan TNI AL yang datang ke rumah kami," tandasnya.
Baca juga: Pomal Tangani Kasus Anggota TNI yang Tewas Diduga Dikeroyok Senior di Sorong
Fuji Linda Lestari mengatakan, informasi awal kematian adiknya justru bukan datang dari instansi TNI AL, melainkan dari pihak lain.
Bahkan foto-foto luka bekas penyiksaan adiknya banyak beredar dari berbagai pesan secara berantai.
Salh satu foto yang beredar adalah saat Sandi dirawat di ICU di sebuah rumah sakit. Dalam foto tersebut, Sandi sedang terbaring dengan selang di tubuhnya.
"Di foto itu ada gambar monitor pengukur detak jantung tanggal 16 Juli 2022.Tandanya, Sandi sudah meninggal karena di monitor sudah lurus garis-garis detaknya," kata kakak ipar Sandi, Agus Hermanto.
Menurutnya pihak keluarga sempat mendengar kabar yang simpang siur terkait kematian Sandi.
Baca juga: KSAL Pastikan Prajurit Aniaya Junior hingga Tewas di Sorong Dipecat dan Dipidana
Ada yang menyebutkan Sandi meninggal karena tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Ada pula informasi karena terserang Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Kami sekeluarga sempat dibuat bingung apa penyebab kematian adik kami," kata Agus di rumah duka pada Senin (18/7/2022).
Namun dari foto-foto yang beredar, keluarga meyakini jika Sandi tewas karena dikeroyok.
Kasus penganiayaan yang dialami Sandi terjadi pada Kamis (7/7/2022).
Saat itu korban diduga mencuri ATM milik rekannya yang tinggal satu barak di Kompi C Yonif 11 Mar Katapop.
Menurut Fuji, sang adik sempat berkomunikasi dengan dirinya pada Kamis (7/7/2022) pagi.
Namun pada Kamis malam, Sandi tak bisa dihubungi. Fuji sempat mengirim pesna WhatsApp ke adiknya pada tanggal 8 hingga 10 Juli 2022. Namun pesan WhatsApp tersebut tidak dibalas.
"Baru tanggal 11 ada komunikasi, tapi pakai nomor seniornya," ungkap Fuji.
Saat itu Fuji sempat curiga saat sang adik menelepon menggunakan bahasa Indonesia. Selama ini, menurut Fuji, adiknya berkomunikasi dengan keluarganya dengan bahasa maduta.
Selain itu menurut Fuji, suara adiknya tak seperti biasa. Bahkan ia sendiri tak bisa mengenali suara sang adik.
"Suaranya dalam sekali. Saya sampai tidak kenal. Di balik telepon, ada suara orang lain agar adik tidak pakai bahasa Madura dan HP nya dibilang rusak. Kami curiga adik saya sudah sakit, tapi ditutupi," tandasnya.
Menurutnya pihak keluarga akan menuntut keadikan. Termasuk membuktikan tuduhan yang menyebut Sandi mencuri kartu ATM rekannya.
Baca juga: Polisi Sebut Sudah Kantongi Ciri-ciri Pelaku yang Menembak Istri Anggota TNI di Semarang
Fuji curiga ada motif lain di balik kematian adiknya.
"Kami pasrahkan kepada pihak Pomal Lantamal untuk menyelesaikan kasus ini karena 7 pelaku penyiksaan sudah diamankan," pungkas Fuji.
Dalam kesempatan berbeda, Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus yang melibatkan anggota TNI.
"TNI berkomitmen terus mengawal sejumlah kasus yang melibatkan prajurit TNI, guna menegakkan keadilan berdasarkan hukum yang berlaku," kata Andika di chanel youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, dikutip dari Tribunnews.com.
Jenderal Andika belum lama ini juga mengadakan pertemuan dengan tim hukum TNI untuk membahas sejumlah kasus hukum yang melibatkan Prajurit TNI.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Taufiqurrahman | Editor : Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.