Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Prada Sandi Darmawan, Bertugas di Papua, Pulang dalam Kondisi Tak Bernyawa, Diduga Tewas Dianiaya

Kompas.com - 20/07/2022, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

 

Tubuh penuh luka

Fuji mengatakan sebelum dimakamkan, kain kafan Sandi sempat dibuka dan pihak keluarga tak bisa mengenal wajah Sandi karena kondiisnya sudah bengkak.

Fuji berharap selama proses penyelidikan berlangsung, ada titik terang penyebab kematian adiknya.

Sebab berdasarkan informasi dan foto yang diterimanya, kondisi tubuh Sandi penuh dengan luka mulai dari bagian dada hingga punggung.

"Keluarga kami sepakat untuk tidak melakukan tindakan hukum sebelum penyelidikan selesai. Kesepakatan ini terjalin antara kami dengan pimpinan TNI AL yang datang ke rumah kami," tandasnya.

Baca juga: Pomal Tangani Kasus Anggota TNI yang Tewas Diduga Dikeroyok Senior di Sorong

Fuji Linda Lestari mengatakan, informasi awal kematian adiknya justru bukan datang dari instansi TNI AL, melainkan dari pihak lain.

Bahkan foto-foto luka bekas penyiksaan adiknya banyak beredar dari berbagai pesan secara berantai.

Salh satu foto yang beredar adalah saat Sandi dirawat di ICU di sebuah rumah sakit. Dalam foto tersebut, Sandi sedang terbaring dengan selang di tubuhnya.

"Di foto itu ada gambar monitor pengukur detak jantung tanggal 16 Juli 2022.Tandanya, Sandi sudah meninggal karena di monitor sudah lurus garis-garis detaknya," kata kakak ipar Sandi, Agus Hermanto.

Menurutnya pihak keluarga sempat mendengar kabar yang simpang siur terkait kematian Sandi.

Baca juga: KSAL Pastikan Prajurit Aniaya Junior hingga Tewas di Sorong Dipecat dan Dipidana

Ada yang menyebutkan Sandi meninggal karena tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Ada pula informasi karena terserang Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Kami sekeluarga sempat dibuat bingung apa penyebab kematian adik kami," kata Agus di rumah duka pada Senin (18/7/2022).

Namun dari foto-foto yang beredar, keluarga meyakini jika Sandi tewas karena dikeroyok.

Dituduh mencuri ATM temannya

Kasus penganiayaan yang dialami Sandi terjadi pada Kamis (7/7/2022).

Saat itu korban diduga mencuri ATM milik rekannya yang tinggal satu barak di Kompi C Yonif 11 Mar Katapop.

Menurut Fuji, sang adik sempat berkomunikasi dengan dirinya pada Kamis (7/7/2022) pagi.

Namun pada Kamis malam, Sandi tak bisa dihubungi. Fuji sempat mengirim pesna WhatsApp ke adiknya pada tanggal 8 hingga 10 Juli 2022. Namun pesan WhatsApp tersebut tidak dibalas.

"Baru tanggal 11 ada komunikasi, tapi pakai nomor seniornya," ungkap Fuji.

Baca juga: Viral, Video Keributan Prajurit TNI Vs Sopir Angkot, Kapendam III Siliwangi: Salah Paham dan Sudah Berdamai

Saat itu Fuji sempat curiga saat sang adik menelepon menggunakan bahasa Indonesia. Selama ini, menurut Fuji, adiknya berkomunikasi dengan keluarganya dengan bahasa maduta.

Selain itu menurut Fuji, suara adiknya tak seperti biasa. Bahkan ia sendiri tak bisa mengenali suara sang adik.

"Suaranya dalam sekali. Saya sampai tidak kenal. Di balik telepon, ada suara orang lain agar adik tidak pakai bahasa Madura dan HP nya dibilang rusak. Kami curiga adik saya sudah sakit, tapi ditutupi," tandasnya.

Menurutnya pihak keluarga akan menuntut keadikan. Termasuk membuktikan tuduhan yang menyebut Sandi mencuri kartu ATM rekannya.

Baca juga: Polisi Sebut Sudah Kantongi Ciri-ciri Pelaku yang Menembak Istri Anggota TNI di Semarang

Fuji curiga ada motif lain di balik kematian adiknya.

"Kami pasrahkan kepada pihak Pomal Lantamal untuk menyelesaikan kasus ini karena 7 pelaku penyiksaan sudah diamankan," pungkas Fuji.

Dalam kesempatan berbeda, Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus yang melibatkan anggota TNI.

"TNI berkomitmen terus mengawal sejumlah kasus yang melibatkan prajurit TNI, guna menegakkan keadilan berdasarkan hukum yang berlaku," kata Andika di chanel youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, dikutip dari Tribunnews.com.

Jenderal Andika belum lama ini juga mengadakan pertemuan dengan tim hukum TNI untuk membahas sejumlah kasus hukum yang melibatkan Prajurit TNI.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Taufiqurrahman | Editor : Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com