Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Bocah DP yang Libatkan 2 Oknum Marinir, Tudingan Provokasi Kalapas hingga Kejanggalan Penumpang Kapal

Kompas.com - 13/07/2022, 08:19 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Seorang bocah berusia 12 tahun, DP, tewas dianiaya di atas kapal karena dituduh mencuri ponsel milik Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIB atau Terbuka Kendal, Jawa Tengah, Rusdedy.

Bocah malang itu tewas setelah dianiaya sejumlah orang, mulai dari dua oknum anggota Marinir hingga sejumlah warga sipil, di atas kapal Dharma Kencana VII tujuan Makassar pada Jumat (24/6/2022).

Polisi sudah menetapkan delapan tersangka. Mereka antara lain Kopral Satu WP dan BS dari Marinir. Lalu IS, M, M, WA, HI dan RN yang merupakan satpam, kru kapal dan penumpang.

Dua oknum anggota Marinir, Kopral Satu WP dan BS sedang menjalani proses penyidikan oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lantamal VI Makassar. Sedangan sisanya disidik oleh Polresta KPPP Pelabuhan Makassar.

Baca juga: Terungkap Rekontruksi Kematian Bocah 12 Tahun Melibatkan 2 Marinir Diduga Terprovokasi Pegawai Kemenkumham

Rekonstruksi tertutup

Untuk tersangka dua oknum anggota Marinir, proses penyidikan memasuki tahap rekonstruksi oleh Pomal Lantamal VI Makassar. Namun reskonstruksi digelar secara tertutup.

Dalam rekonstruksi itu terungkap bahwa aksi penganiayaan terhadap bocah DP hingga korban tewas terjadi akibat provokasi Kepala Lapas IIB Kendal Rusdedy yang meupakan korban pencurian.

"Iya, dua oknum TNI AL itu melakukan penganiayaan karena diprovokasi," ujar penasihat hukum korban, Emil Salim, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (12/7/2022).

Emil sendiri hadir dalam rekonstruksi tertutup tanpa kepolisian tersebut.

menurut Emil, ada 23 adegan yang menunjukkan penganiayaan dua oknum anggota Marinir terhadap DP. Keduanya terlibat langsung dalam penganiayaan tersebut.

Bantahan Kalapas Kendal

Kalapas IIB Kendal, Rusdedy. KOMPAS.COM /SLAMET PRIYATIN.KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN Kalapas IIB Kendal, Rusdedy. KOMPAS.COM /SLAMET PRIYATIN.

Sebelumnya, saat diwawancara Kompas.com pada Rabu (6/7/2022), Kepala Lapas Kelas IIB Kendal Rusdedy membantah dirinya menjadi pemicu penganiayaan bocah DP meski mengakui ponselnya memang dicuri oleh bocah tersebut.

Rusdedy mengaku saat kejadian, ia tidak pernah menyentuh atau berbicara dengan pelaku. Ia menyerahkan kasus itu ke keamanan kapal sebagai pihak berwenang di atas kapal.

Ia mengaku memang sempat berbicara dengan orangtua pelaku soal pencurian HP tersebut. Rusdedy mengaku terpaksa berbicara pada orangtua pelaku karena yang bersangkutan santai saja meski anaknya dituduh mencuri.

"Lalu saya mengatakan kepada orangtua pelaku, kenapa kalian hanya duduk di sini. Itu kasihan, anaknya harus didampingi, jangan ditinggal sendiri," kata Rusdedy.

Namun orangtua pelaku, kata Rudsedy, malah marah-marah dan berteriak tindak saja anaknya, jangan melibatan mereka. Teriakan orangtua pelaku, kata Rusdedy, terdengar ke penumpang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PNL Lhokseumawe Pastikan Tidak Ada Kenaikan UKT

PNL Lhokseumawe Pastikan Tidak Ada Kenaikan UKT

Regional
Gerindra dan PSI Berharap Koalisi Indonesia Maju Berlanjut di Pilkada Semarang

Gerindra dan PSI Berharap Koalisi Indonesia Maju Berlanjut di Pilkada Semarang

Regional
Kawah Wisata Panas Bumi di Suoh Erupsi, Dentuman Keras 3 Kali

Kawah Wisata Panas Bumi di Suoh Erupsi, Dentuman Keras 3 Kali

Regional
UKT Mahal, Siti Mundur dari Universitas Riau, Pihak Kampus Berdalih

UKT Mahal, Siti Mundur dari Universitas Riau, Pihak Kampus Berdalih

Regional
Disdikbud Jateng Larang Wisuda, Pengadaan Seragam, dan Study Tour, Apa Alasannya?

Disdikbud Jateng Larang Wisuda, Pengadaan Seragam, dan Study Tour, Apa Alasannya?

Regional
Akses ke TPA Jatibarang Semarang Diperketat, Dilarang Bawa Korek Api

Akses ke TPA Jatibarang Semarang Diperketat, Dilarang Bawa Korek Api

Regional
1 Korban Banjir Bandang di OKU Ditemukan Tewas Tersangkut di Kayu

1 Korban Banjir Bandang di OKU Ditemukan Tewas Tersangkut di Kayu

Regional
Sinyal Duet Gerindra dan PKB di Pilkada Jateng 2024 Menguat, Apa Indikasinya?

Sinyal Duet Gerindra dan PKB di Pilkada Jateng 2024 Menguat, Apa Indikasinya?

Regional
7.800 Ekor Anjing di Sikka Sudah Disuntik Vaksin, Pemkab Sebut Capaian Masih Rendah

7.800 Ekor Anjing di Sikka Sudah Disuntik Vaksin, Pemkab Sebut Capaian Masih Rendah

Regional
Danau Kelimutu Berubah Warna, Pengunjung Diimbau Waspada Gas Beracun

Danau Kelimutu Berubah Warna, Pengunjung Diimbau Waspada Gas Beracun

Regional
Pilkada Kota Semarang, Ita dan Ade Bhakti Penjajakan ke Gerindra

Pilkada Kota Semarang, Ita dan Ade Bhakti Penjajakan ke Gerindra

Regional
Update Daftar Cawali-Cawawali Solo dari PDI-P, Siapa Saja Mereka?

Update Daftar Cawali-Cawawali Solo dari PDI-P, Siapa Saja Mereka?

Regional
Pemprov Jateng Evaluasi Larangan Pungutan di Sekolah, Alasannya Banyak Orangtua Siswa Ingin Menyumbang

Pemprov Jateng Evaluasi Larangan Pungutan di Sekolah, Alasannya Banyak Orangtua Siswa Ingin Menyumbang

Regional
10 Ha Lahan Pemda Sumbar di Tanah Datar Jadi Titik Relokasi Korban Banjir

10 Ha Lahan Pemda Sumbar di Tanah Datar Jadi Titik Relokasi Korban Banjir

Regional
'Ngopi' Bareng, Ade Bhakti Bocorkan Obrolannya dengan Gibran

"Ngopi" Bareng, Ade Bhakti Bocorkan Obrolannya dengan Gibran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com