SEMARANG, KOMPAS.com - Setiap daerah di Kota Semarang, Jawa Tengah mempunyai sejarah masing-masing. Salah satunya Kampung Bustaman yang sering disebut sebagai kampung jagal.
Penyebutan tersebut karena banyak warga yang berprofesi sebagai penjagal kambing.
Namun, wajah Kampung Jagal berangsur redup. Hal itu sebabkan generasi penerus penjagal hewan yang lebih banyak memilih profesi lain.
Kini penjagal hewan di kampung tersebut bisa dihitung jari. Muhammad Yusuf (66) adalah salah satu warga yang masih menjadi juragan jagal.
Menurutnya, saat ini hanya tingga dua orang yang benar-benar berprofesi sebagai penjagal hewan di Kampung Jagal Semarang.
Baca juga: Wagiyem Nonton Televisi Usai Masak Daging Kurban, Rumahnya Terbakar
"Selain sudah banyak yang meninggal, generasi muda juga banyak yang memilih pekerjaan lain," jelasnya saat ditemui Kompas.com di sela-sela kegiatannya, Senin (11/7/2022).
Kampung Bustaman mempunyai tradisi berdagang kambing sejak berpuluh tahun lalu. Hal itulah yang membuat Kampung Bustaman sebagai tempat jagal dan berdagang kambing.
Bahkan banyak warung gulai di Kota Semarang yang memakai nama kampung Bustaman untuk berjualan.
"Dulu sejak tengah malam hingga menjelang sore, kegiatan yang berkaitan dengan pemotongan dan pendistribusian daging kambing terjadi di Kampung Bustaman," paparnya.
Puluhan tahun yang lalu, Kampung Bustaman selalu ramai. Mulai dari datangnya kambing hidup, disembelih, dibersihkan, dipotong menjadi bagian kecil-kecil, hingga diambil oleh pedagang gulai dan tengkleng.
"Selain memasok daging, beberapa warga Bustaman juga membuat bumbu gule dan tengkleng," imbuhnya.
Seingatnya, pada era tahun 70 hingga 80-an, warga kampung Bustaman terkenal dengan kejayaan jagalanya. Bahkan, setiap harinya warga kampung tersebut bisa memotong hingga ratusan ekor kambing.
"Sekarang tinggal tiga orang saja yang jadi juragan. Saya (Yusuf), Lukman dan Haji Toni yang lain karena usianya sudah lanjut dan sudah meninggal," ungkapnya.
Dulunya, terdapat 13 juragan yang meramaikan transaksi jual beli dan pengolahan kambing yang didatangkan ke Kampung Bustaman dari seluruh daerah di Jawa Tengah.
"Namun kini hanya tinggal dua orang yang masih mempertahankan profesi ini," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.