Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberadaan Kopi Pinogu Asal Bone Bolango yang Kian Dicari...

Kompas.com - 05/07/2022, 08:00 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Keberadaan Kopi Pinogu asal Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, semakin dicari di pasar. 

Bupati Bone Bolango, Hamim Pou mengatakan, beberapa waktu lalu, perusahaan dari Cina datang dan berharap agar seluruh produksi kopi pinogu dikirim ke Cina.

Baca juga: Kopi Pinogu, dari Belantara Hutan menuju Istana Presiden

Namun, Hamim belum bisa memenuhi permintaan tersebut. Adapun rencananya, Cina akan mengolah kopi pinogu dan akan mengirimkannya ke pasar Amerika.

Baca juga: Menikmati Legenda Kopi Pinogu dari Era VOC

Permintaan kopi juga telah datang dari sejumlah hotel berbintang. Namun, lagi-lagi Pemerintah Kabupaten Bone Bolango bisa memenuhinya secara maksimal.

Lalu, apa masalahnya?

"Masalah kita kontinuitas pengiriman," ujar Hamim saat berkunjung ke kantor Kompas.com di Jakarta, Jumat (1/7/2022).

Hamim mengatakan, jumlah produksi kopi pinogu yang hanya mencapai 5 ton per tahun, tak sebanding dengan permintaan pasar yang luar biasa.

Kopi pinogu banyak ditemukan tumbuh liar, tapi sangat sedikit yang ditanam oleh para petani. Para petani lebih memilih untuk menanam kakao atau menjadi penambang.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bone Bolango melakukan peremajaan 10 hektare lahan kopi pinogu. Saat ini ada 50 persen yang telah berhasil ditanam.

Pemkab Pinogu juga mendaftarkan hak pakai dan indikasi geografis kopi pinogu.

Ini agar tak sembarangan orang bisa menggunakan merek kopi pinogu.

"Supaya terlindungi. Untuk menjaga keaslian dari kopi ini, maka enggak sembarang orang pakai kopi pinogu. Harus seizin kami atau pemegang peta indikasi geografis," ujar Hamim.

Pemkab Bone Bolango juga telah membentuk sebuah unit pelaksana teknis (UPT) pengolahan kopi di Kecamatan Pinogu. Mesin pengolahannya kini berada di Kecamatan Pinogu. 

Ngaku-ngaku Kopi Pinogu

Adapun kepopuleran kopi pinogu ternyata disalahgunakan oleh segelintir oknum yang tak bertanggung jawab.

 

Kopi pinogu, kata Hamim, dipalsukan atau bahkan dicampur dengan kopi lain yang tak tahu asalnya.

"Bahkan di pasar-pasar pun, mereka selalu ngaku kopi pinogu. Ini karena larisnya kopinya," ujar Hamim.

Untuk mendapatkan kopi pinogu yang asli, masyarakat bisa mendatangi Bandara Djalaluddin Gorontalo, kantor Dinas Pertanian Bone Bolango, serta kantor Dinas Perdagangan Bone Bolango.

Kopi pinogu masuk Istana Presiden dan pecahkan MURI

Kopi pinogu pernah disajikan di Istana Bogor pada 1 Oktober 2017. Kopi jenis robusta ini menjadi salah satu dari tujuh kopi yang diundang dalam peringatan Hari Kopi International.

Sebagai upaya memperkenalkan kopi pinogu, Pemkab Bone Bolango juga pernah membawa kopi pinogu ke sebuah pameran internasional di Berlin, Jerman.

Di sana, kata Hamim, ada pembeli dari Italia yang berminat dan sempat menanyakan jumlah kopi yang bisa disediakannya. Namun, karena produksi yang sedikit, kesempatan itu akhirnya terlewatkan.

Upaya lainnya memperkenalkan kopi yang juga memiliki rasa cokelat ini adalah dengan menggelar percobaan untuk memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2017.

Saat itu, Pemkab Bone Bolango berhasil mencatat minum kopi organik terbanyak yang diikuti 6.517 orang di Bone Bolango.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com