Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Pinogu, dari Belantara Hutan menuju Istana Presiden

Kompas.com - 27/09/2017, 20:16 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com - Kopi Pinogu peninggalan perkebunan VOC di tengah hutan Gorontalo akan disajikan di Istana Bogor.

Kopi jenis robusta ini tumbuh di kawasan enklave Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango. Wilayah ini berada di dalam Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

“Kopi Pinogu akan disajikan di Istana Bogor pada 1 Oktober. Kopi ini menjadi salah satu dari 7 kopi yang diundang dalam peringatan Hari Kopi International,” kata Hamim Pou, Bupati Bone Bolango, Rabu (27/9/2017).

Peringatan hari kopi internasional ini diprakarsai oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia bertajuk Minum Kopi Bareng Presiden.

Hamim Pou menyambut baik kesempatan ini untuk mengenalkan dan mengangkat brand Kopi Pinogu. Ini juga menjadi indikator keberhasilan pembudidayaan kopi pinogu sebagai kopi organik yang berkualitas.

Kopi Pinogu memiliki perjalanan panjang sebelum bisa dinikmati masyarakat. Berawal dari kebun warga di kawasan enklave taman nasional, kopi ini ditanam secara alami tanpa menggunakan pupuk atau pestisida sehingga bebas dari residu kimia yang biasa menyertai pupuk buatan.

(Baca juga: Menikmati Legenda Kopi Pinogu dari Era VOC)

Usai dipanen, biji kopi berkualitas ini harus dikeluarkan dari daerah asalnya. Perjalanan panjang dimulai dari desa-desa di Kecamatan Pinogu, berkarung-karung kopi dipikul “kijang” ke luar hutan. Kijang ini adalah istilah orang yang memikul barang.

Tidak ada jalan yang mulus di hutan taman nasional, jalan tikus yang dipenuhi semak menjadi jalur tradisional yang setiap hari dilalui dengan jalan kaki.

Perjalanan ditempuh selama 7-9 jam untuk mencapai Desa Tulabolo, desa di pinggir kawasan hutan. Dari sini, kopi ini kemudian dibawa ke tempat pemrosesan kopi.

“Tidak mudah untuk mendapatkan kopi ini, ceritanya panjang,” tutur Hamim Pou.

Kopi Pinogu dipercaya sebagai peninggalan VOC, perusahaan dagang Belanda yang pernah menjajah Indonesia sebelum diambil alih Pemerintah Hindia Belanda.

Beratus tahun kopi ini tumbuh di perkebunan yang kemudian menjadi hutan, sebagian dibudidayakan masyarakat di sekitar desa. Sejarah panjang keberadaan kopi ini menjadi salah satu pemikat penikmatnya.

Sebagai produk yang berkualitas, Kopi Pinogu telah mendapat Sertifikat Indikasi Geografis. Kopi ini juga sudah ditetapkan sebagai kopi organik dengan kualitas A.

“Hanya 7 daerah yang diundang Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) untuk masuk Istana Bogor, kami akan menum kopi bareng Presiden Jokowi,” kata Hamim Pou.

Tujuh daerah yang diundang MPIG adalah Kopi Arabika Java Preanger, Kopi Robusta Pinogu Bone Bolango, Kopi Arabika Flores Bajawa, Himpunan Masyarakat Kopi Arabika Sumatera Simalungun (HMKSS), Kopi Liberika Tungkal Jambi, Kopi Arabika Pulo Samosir, dan Kopi Arabika Sumatera Solok.

 

 

Kompas TV Tradisi Panen Raya Kopi Warga Lereng Gunung Kelir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com