Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Madrasah Kirim Chat Mesum ke Siswinya, Pengamat Minta Harus Diproses Hukum

Kompas.com - 04/07/2022, 09:27 WIB
Candra Setia Budi

Penulis

KOMPAS.com - Seorang guru laki-laki sebuah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diduga mengirimkan pesan bernada cabul kepada siswinya.

Hal itu diketahui dari sebuah video yang berisi sejumlah tangkapan layar percakapan WhatsApp antara guru dan siswa tersebut dan viral di media sosial.

Isi chat itu viral setelah diunggah akun twitter @txtdarimagelang yang mengunggah video tersebut pada 30 Juni 2022 lalu hingga mendapat respons dari warganet.

Baca juga: Viral Video Chat Mesum Guru Madrasah di Magelang kepada Siswinya

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan, apa yang dilakukan oknum guru itu adalah sebuah tindakan kekerasan seksual.

"Ini jelas kekerasan seksual. Banyak korban tapi lemah dalam penegakan hukum," kata Ubaid kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu (3/7/2022) malam.

Kata Ubaid, dalam kasus seperti ini seringkali tidak ada perlindungan hukum. Akibatnya, korban yang melapor malah dituding balik oleh pelaku.

Baca juga: Guru Madrasah Protes Libur Semester Tetap Masuk, Ini Kata Kemenag

Ubaid pun meminta guru itu harus diberikan sanksi seusai dengan aturan yang ada, dan bila perlu diproses hukum, memberhentikan guru dari sekolah tidak cukup.

"Harus diproses hukum. Sanksinya bisa dipidana dan juga denda juga ganti rugi pada korban," ujarnya.

Kata Ubaid, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, harus ada literasi kekerasan seksual dan cara pencegahannya, informasi inilah yang tidak dipahami oleh semua pihak.

Baca juga: Buntut Pelecehan Seksual Guru kepada Siswinya di Magelang, Poster #riyancabul Bermunculan di Sekitar Madrasah

"Selain itu, sekolah juga harus menciptakan sistem pencegahan, deteksi, dan perlindungan korban di sekolah. Tentu tidak hanya sekolah, tapi harus menjadi kebijakan pemerintah," ujarnya.

Sementara itu, Handono, Kepala Madrasah tempat guru tersebut mengajar mengatakan bahwa guru yang diduga mengirimkan pesan bernada cabul kepada siswinya sudah diberhentikan.

Baca juga: Guru Madrasah yang Kirim Chat Mesum ke Siswinya Sudah Diberhentikan

"Kami sudah lakukan semua, klarifikasi sudah, diberhentikan pelakunya sudah, sudah klarifikasi ke orangtuanya sudah, (korban) dan anaknya sudah," kata Handono, saat dikonfirmasi Jumat (1/7/2022).

Kata Handono, guru tersebut mengampu mata pelajaran Matematika berstatus Guru Tidak Tetap (GTT) sejak tahun 2016 silam.

Sejauh ini pihak keluarga belum melaporkan kejadian ini ke kepolisian sehingga belum masuk ranah pidana.

Handono mengatakan, dari kedua belah pihak telah sepakat untuk mengakhiri kasus.

"Kalau hukum kan bukan wewenang kita ya. Pokoknya sudah kita sampaikan sudah kita selesaikan, itu saja. (Keluargaan) Ya, kalau di sini seperti itu ya. Kesepakatan ya, ini juga kejadiannya di luar sekolah ya," ujarnya.

Baca juga: Kemenag Kenalkan Pembelajaran Metaverse ke Guru Madrasah

 

(Penulis : Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Editor :Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com