Setelah beberapakali kejadian, Tete mengamati anjingnya setiap pagi dan mengikuti arah pergi anjingnya itu.
Kedua anjingnya berlari sangat cepat, sesekali mereka menengok ke belakang. Mereka mengetahui jika tengah diikuti tuannya.
Sebenarnya, Nggarembu ingin memberitahu kapada tuannya tentang keberadaan pohon warak yang berisi manusia itu. Bagi Nggarembu inilah saat yang tepat.
Setelah menjelajahi hutan rimba yang sangat lebat dan menguras tenaga. Nggarembu tiba di bawah pohon warak, sementara Tete menyusul di belakangnya dengan nafas terengah-engah.
Setelah mengamati sekitar, Tete baru menyadari bahwa di dalam hutan itu ada jalan setapak yang dibuat oleh Nggarembu.
Kondisi jalan itu tampak licin dan banyak orang berlalu lalang.
Saat Tete berada di sekitar seratus meter dari pohon warak, ia mendengar suara gaduh seperti suara orang-orang dari dalam pohon.
Baca juga: Cerita Rakyat Roro Kuning
Lalu, Tete menghentikan larinya dan makin memasang telinga dengan cermat. Ia penasaran dengan suara sejumlah orang itu, mengingat selama ini hanya dirinya seorang yang tinggal di wilayah ini.
Tete semakin berjalan mendekat pohon, ternyata pendengarannya tidak salah dan makin menyakinkan dirinya bahwa ada orang di dalam pohon.
Tete resah menyadari hal itu, pasalnya selama ini hanya dirinya yang tinggal di daerah ini. Ia pun bermaksud mengusir orang-orang yang terdapat di dalam pohon karena telah memasuki wilayahnya
Tete berlari kencang menuju befaknya untuk mengambil peralatan perang, seperti panah, busur, dan tombak.
Tak lupa, Tete merias diri dengan pewarna di wajah dan tubuhnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa dia sedang marah dan bersiap untuk perang.
Setelah mempersiapkan diri dengan sempurna, Tete kembali ke hutan untuk membuat perhitungan dengan orang-orang yang berada dalam rumah pohon itu.
Orang-orang di dalam pohon itu dianggap tidak memiliki sopan satun karena menginap di wilayahnya tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Baca juga: Legenda Putri Lumimuut, Asal-usul Etnis Minahasa
Sampai di dekat rumah pohon, Tete berhenti dan mendengar suara gaduh dari dalam pohon. Sementara, Nggarembu berlari mengelilingi pohon sambil terus menggonggong.