Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Joko Seger dan Rara Anteng, Asal-usul Nama Tengger

Kompas.com - 02/07/2022, 06:00 WIB
Dini Daniswari

Editor

Dalam semedi tersebut, mereka berdua mendengarkan suara gaib yang berasal dari gunung oro-oro Ombo. Suara tersebut mengatakan bahwa mereka telah lulus ujian dalam lelaku memohon keturunan.

Untuk itu, Jaka Seger dan Rara Anteng akan dikarunia 25 anak dalam kurun waktu 44 tahun. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi keduanya, yaitu mereka harus merelakan anak terakhir yang tinggal di Gunung Bromo. Setelah mendapatkan petunjuk dari Betara Bromo, mereka berdua kembali ke Kadipaten Wenker.

Jaka Seger dan Roro Anteng dikaruniai anak

Dalam waktu 16 tahun, Jaka Seger dan Roro Anteng dikaruniai sembilan anak, dengan nama Joko Ringgit, Dewi Sinta Wiji,Joko Klinting, Hadi Kawit, Dewi Jasingjihah, I Chal, Cokroaminoto, Joko Linggapati, dan Tunggul Wulung.

Setelah kurang lebih 20 tahun atau sama dengan usia Joko ringgit (anak pertama), Jaka Seger dan Rara Anteng dikaruniai enam anak yang bernama Joko Penojati, Joko Banu Rekso, Joko Bagus Wads, Praniti, Pranoto, dan Tunggul Ametung.

Pada bayi yang terakhir terjadi keanehan, bayi yang dikandung Roro Anteng tidak dapat keluar selama tiga hari.

Baca juga: Warga Suku Tengger Gelar Festival Semeru

Kembali, Jaka Seger melakukan semedi untuk mendapatkan petunjuk. Dalam semedi tersebut, Jaka Seger didatangi Batara Narada yang memberikan petunjuk supaya Jaka Seger menepati janjinya, yaitu menyuruh anak-anak yang sudah besar agar bertapa di lereng Gunung Bromo. Kemudian, Jaka Seger melaksanakan perintah Batara Narada itu.

Setelah anak-anaknya bertapa, bayi dalam kandungan Rara Anteng dapat lahir.

Dalam kurun waktu 23 tahun, Roro Anteng melahirkan kembali anak yang ke 16 sampai 23, yaitu Raden Mesigit, Angin, Puspo, Hadi Jengkat, Hadiningrat, dan Hadi Kesuma.

Sesuai janjinya saat bersemedi di Oro-oro Ombo, anak yag ke-25 dibawa terbang api membara ke Gunung Bromo.

Dengan kejadian tersebut, Jaka Seger memberikan pesan pada anak-anaknya untuk mengunjungi saudaranya di Gunung Bromo setiap bulan.

Kunjungan itu dengan membawa sesaji, bekal makanan, dan hasil bumi untuk diberikan pada Kesuma (anaknya).Peristiwa ini menjadi cikal bakal adat Kasada

Anak Jaka Seger yang bernama Setyowati dan Setuhu diminta menjaga Kesuma dengan mendiami Banyu Pakis, sementara anak yang lain di lereng Gunung Bromo.

Nama Tengger yang saat ini dikenal terkait dengan pusaka jimat kiontong yang terdapat di Oro-oro Ombo.

Ki Dadap Putih, penguasa Oro-oro Ombo mengumpulkan saudara-saudaranya untuk mencari jimat kiontong sebagai peninggalan Jaka Seger dan Rara Anteng.

Baca juga: 4 Pintu Masuk Wisata Gunung Bromo, Jangan Sampai Salah Lokasi

Upaya mencari jimat tidak semudah yang dibayangkan, akhirnya mereka mampu menemukan jimat dengan berbagi petunjuk.

Pada waktu usaha pencarian jimat kiontong ditandai dengan matinya obor hingga tiga kali. Kemudian, Ki Dadap Putih mengatakan bahwa itu tetenger/tenger (tanda). Dari kata tenger ini lahirlah nama Tengger.

Dalam versi lain, Tengger berasal dari nama Rara Anteng dan Jaka Seger yang dipercaya menjadi asal usul masyarakat di wilayah itu. (Editor: Anggara Wikan Prasetya)

Sumber:

www.pasuruankab.go.id dan travel.kompas.com

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com