"Misalnya, kalau nanti menggunakan kuota saya punya tamu, ada 50 orang. Saat saya mendaftar dalam sistem online lalu dibilang, kuota penuh. Hanya 10 yang bisa. Mau ke mana 40 orang? Itu kan masalah ekonomi saya sebagai pelaku wisata," tuturnya.
"Lalu, tamu dari mana nanti yang akan memenuhi kuota? Tamu kementerian, tamu gubernur? Sementara tamu kami, bagaimana?" imbuhnya.
Ia mengatakan, rencana pembatasan kuota pengunjung dan naiknya harga tiket ini dapat mengancam perekonomian orang lokal.
Rafael mengaku tak segan berdemo jika kenaikan harga tiket itu jadi diterapkan.
"Lebih baik tidak perlu dikunjungi sama sekali, daripada buat aturan tak manusiawi," ungkap dia.
Baca juga: Untuk Pertama Kali, 16 Bayi Komodo Lahir di Bali
Ia mendesak pemerintah menghentikan rencana tersebut. Menurutnya, selama dua tahun terakhir pariwisata di Labuan Bajo lesu akibat pandemi Covid-19.
Kini semua pihak tengah berupaya memulihkan kembali, termasuk di Taman Nasional Komodo.
"Jangan dengan wacana naik tiket komdo menghancurkan harapan masyarakat loka, tidak boleh. Kita ingin ekonomi kita naik pasca pandemi Covid-19. Masyarakat sangat diuntungkan ekonominya dari melakukan kunjungan atau membawa tamu ke sana," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.