Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas Soekarno Jadi Sosok Paling Idola Masyarakat

Kompas.com - 15/06/2022, 15:40 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa Soekarno merupakan sosok tokoh di Indonesia yang menjadi idola masyarakat.

Survei ini mengambil sampel beberapa nama tokoh di Indonesia yang menjadi idola di masyarakat.

Selain Soekarno, ada RA Kartini, Soedirman, Pangeran Diponegoro, Mohammat Hatta, Joko Widodo, Soeharto dan Ki Hajar Dewantara dalam survei tersebut.

Survei dilakukan selama tiga hari pada 11-13 Juni 2022 di 34 provinsi di Indonesia.

Survei menggunakan metode random sampling 510 responden dengan melibatkan mahasiswa dari Jabodetabek.

Baca juga: Terima Uang Ganti Rugi Tol Solo-Yogyakarta Rp 3,3 Miliar, Ini yang Mau Dibeli Bardiman

Dari delapan nama itu, Soekarno menempati posisi teratas dengan skor 43,8, RA Kartini 12,8, Soedirman 7,5, Pangeran Diponegoro 3,2, Mohammat Hatta 2,2, Joko Widodo 2,2, Soeharto 2,0, Ki Hajar Dewantara 2,0 dan lain-lain 13,0.

Kemudian, responden yang menjawab tidak tahu 4,1 dan tidak ada yang menjawab 7,5.

Peneliti Senior Litbang Kompas Budiawan Sidik Arifianto mengatakan, tujuan riset ini adalah untuk menggali persepsi publik terhadap sosok dan pemikiran Soekarno.

"Jadi, ketika responden di seluruh Indonesia ditanya siapa kah tokoh yang menjadi idola Anda? Jadi, ada dua di sini poin utamanya yaitu Bapak Soekarno dan Ibu RA Kartini. Jadi, di antara tokoh-tokoh yang kita sodorkan Pak Karno itu masih menjadi sosok yang paling menjadi idola dari sisi kepahlawanan," kata Budiawan.

Hal itu disampaikannya dalam talkshow dengan tema “Peran UMKM dalam Membangun Kemandirian Ekonomi melalui Transformasi Digital” rangkaian Bulan Bung Karno yang diselenggarakan Universitas Sebelas Maret (UNS) bekerja sama dengan Kompas dan didukung Bank Jateng di Ballroom Gedung Ki Hadjar Dewantara UNS Jalan Ir Sutami No 36A Kentingan, Solo, Jawa Tengah, pada Rabu (15/6/2022).

Budiawan mengatakan, ketika responden ditanya tentang Soekarno, sebagian besar responden mengatakan bahwa Soekarno sangat lekat dengan dua hal yakni Bapak Proklamator dan Presiden pertama RI.

 

Meskipun sebagai responden juga menyatakan Soekarno merupakan sosok yang berwibawa, percaya diri, berani dan juga sebagai pelopor kemerdekaan.

"Responden itu paham terkait dengan Pak Karno itu sebagai sosok proklamator, sosok yang menginisiasi salah satu terkait dengan Pancasila, tokoh yang menginisiasi Konferensi Asia Afrika," ungkap Budiawan.

Budiawan mengungkapkan, ketika responden ditanya tentang konsep Trisakti Bung Karno, sapaan Soekarno, hampir semuanya itu kurang paham atau kurang mengerti.

Padahal, konsep itu sebenarnya sangat lengkat dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: 29 Warga di Klaten Terima Uang Ganti Rugi Tol Solo-Jogja, Paling Besar Rp 3,3 Miliar, Paling Kecil Rp 4,4 Juta

 

Misalnya, tentang kebebasan dalam politik, dalam sektor ekonomi ataupun dalam fisik kebudayaan.

Hanya sekitar 37 persen responden yang paham tentang konsep Trisaksi Bung Karno dan sisanya tidak paham.

"Sebenarnya sangat ironis menurut saya karena kalau kita lihat dari identitas dari respon itu sendiri mayoritas adalah kelompok menengah dari sisi pendidikan. Jadi, sekitar 40-an persen ke atas itu adalah masyarakat yang punya pendidikan minimal sarjana syukur lebih tinggi. Tapi, nyatanya mereka tidak paham dengan konsep Trisakti (Bung Karno). Artinya sebutan Trisakti ini belum membumi," kata Budiawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com