Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Jumadil, Rumahnya Belum Rampung Dibangun Usai Gempa Tahun 2021, Kini Ambruk Lagi

Kompas.com - 13/06/2022, 22:41 WIB
Junaedi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAMUJU, KOMPAS.com – Gempa berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Rabu (8/9/2022). Padahal masyarakat Mamuju belum sepenuhnya pulih dan bangkit dari keterpurukan ekonomi dan psikologis akibat gempa tahun 2021.

Sebagian masyarakat mulai membenahi rumahnya yang sempat ambruk akibat gempa magnitudo 6,2 tahun lalu. 

Namun akibat gempa yang terjadi pekan lalu membuat rumah yang sedang dibangun ambruk lagi.

Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Mamuju menjadi salah satu titik lokasi terparah yang terdampak gempa magnitudo 5,8. Puluhan rumah warga korban gempa di lokasi tersebut rusak ringan, sedang hingga berat.

Baca juga: Kisah Radiawati, Rumahnya 2 Kali Hancur Dalam Setahun akibat Gempa Mamuju

Rumah milik seorang warga bernama Jumadil menjadi salah satu yang rusak parah akibat gempa. Rangka dan dinding tembok di sekeliling rumahnya yang baru setengah jadi dibangun usai gempa tahun lalu, kemarin ambruk lagi untuk kedua kalinya.

Dia mengaku stres berat karena jerih payahnya sebagai petani kebun untuk membangun rumah hilang seketika. Dia mengatakan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari penghasilannya yang tak seberapa untuk membaangun rumahnya. 

“Saya sudah pasrah saja. Belum rampung seluruhnya dibangun sekarang ambruk lagi. Ini kami bingung bagaimana membangun kembali. Bencana pertama saja belum bisa dibenahi sekarang malah ambruk lagi,” katanya saat ditemui di rumahnya, Senin (13/6/2022)

Meski kembali ditimpa musibah bencana gempa, dia berusaha untuk tetap tegar menghadapinya. Bahkan dia mengaku bersyukur karena bisa lolos dari reruntuhan rumah saat diguncang gempa pekan lalu.

Jumadil kini terpaksa membangun tenda darurat di samping reruntuhan rumahnya. Jumadil berharap bisa mendapatkan bantuan perbaikan rumah. Pasalnya saat gempa tahun lalu, dirinya tak mendapatkan bantuan apa pun untuk perbaikan rumahnya.

Jumadil mengatakan hingga saat ini keluarganya belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik berupa makanan cepat saji, sembako maupun bantuan sosial lainnya.

"Iya belum ada bantuan masuk. Semoga pemerintah bisa memberikan perhatian kepada masyarakat lingkungan Salunangka dan lingkungan Alla" ujarnya.

Menurut Jumadil seharusnya pemerintah membentuk tim verifikasi untuk memastikan tingkat kerusakan akibat gempa. Pasalnya hal ini tidak cukup hanya diserahkan kepada aparat dusun dan desa yang dinilainya kadang subyektif. 

Dia mengatakan pada bencana gempa setahun lalu, ada warga yang rumahnya ambruk total tak mendapat bantuan renovasi apa pun. Sementara banyak rumah yang dinding atau fondasinya retak saat malah mendapat bantuan perbaikan rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Regional
Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Regional
Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Regional
Pelaku UMKM Dompet Tenun Badui Kewalahan Layani Pelanggan

Pelaku UMKM Dompet Tenun Badui Kewalahan Layani Pelanggan

Regional
Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak

Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak

Regional
Duduk Perkara Hoaks ODGJ 'Dijual' Jadi PSK di Jember, Tetangga Dilaporkan ke Polisi

Duduk Perkara Hoaks ODGJ "Dijual" Jadi PSK di Jember, Tetangga Dilaporkan ke Polisi

Regional
Kritik Uang Kuliah, Mahasiswa Universitas Riau Dilaporkan Rektor ke Polisi

Kritik Uang Kuliah, Mahasiswa Universitas Riau Dilaporkan Rektor ke Polisi

Regional
Tim Penjinak Bom Brimob Sterilisasi Bandara dan Hotel Jelang Penahbisan Uskup Agung Kupang

Tim Penjinak Bom Brimob Sterilisasi Bandara dan Hotel Jelang Penahbisan Uskup Agung Kupang

Regional
Kejari Jayapura Eksekusi 4 Pelanggar Pemilu

Kejari Jayapura Eksekusi 4 Pelanggar Pemilu

Regional
Kekerasan Seksual Anak di Brebes Meningkat Setiap Tahun, Januari-April 2024 Tercatat 15 Kasus

Kekerasan Seksual Anak di Brebes Meningkat Setiap Tahun, Januari-April 2024 Tercatat 15 Kasus

Regional
Mayat Pria Tanpa Identitas yang Ditemukan di Hutan Kateri Dikenali Keluarga

Mayat Pria Tanpa Identitas yang Ditemukan di Hutan Kateri Dikenali Keluarga

Regional
Jadi Penyusun Ulang Buku “Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil”, Mba Ita: Komitmen untuk Tangani Stunting

Jadi Penyusun Ulang Buku “Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil”, Mba Ita: Komitmen untuk Tangani Stunting

Regional
Seorang Warga Sikka Dianiaya 3 Pria hingga Babak Belur, Satu Pelaku Berstatus ASN

Seorang Warga Sikka Dianiaya 3 Pria hingga Babak Belur, Satu Pelaku Berstatus ASN

Regional
Usai Penarikan Pencalonan, Caleg PDI-P Terpilih di Salatiga Resmi Diubah

Usai Penarikan Pencalonan, Caleg PDI-P Terpilih di Salatiga Resmi Diubah

Regional
Diisukan Maju Pilkada Papua, Irjen Fakhiri: Saya Masih Kapolda

Diisukan Maju Pilkada Papua, Irjen Fakhiri: Saya Masih Kapolda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com