Peristiwa itu terjadi begitu cepat. Tiba-tiba terdengar letusan senjata api. Seketika Rafael memegang dadanya yang berdarah. Dia lalu tersungkur.
"Akhirnya kami mengantar Nak Ifan ke Puskesmas Prafi, sesampainya di sana setelah diperiksa rupanya dia sudah tidak bisa tertolong karena peluru mengenai jantung," ucap sang ayah.
Baca juga: Operator Forklift di Manokwari Jadi Tersangka, Tak Sengaja Melindas Rekan Kerja hingga Tewas
Felix menyatakan, Sertu ASTJ selama ini sangat menyayangi putra bungsunya, Ifan.
Menantunya itu kerap memberikan nasihat dan sering mengajak Ifan pergi ke mana saja.
Dia bahkan selalu menanyakan kabar Ifan, jika sedang berdinas di luar daerah.
"Anak mantu ini sayang dengan Anak Ifan. Dia di mana saja selalu menanyakan kabar adiknya, bentuk perhatian lain kerap ia mengajak Ifan kemana-mana, " tutur Felix.
Baca juga: Kondisi Bangunan dan Akses ke SMP Negeri 10 Manokwari Memprihatinkan, Para Guru Patungan
Sedangkan kesehariannya, Ifan dikenang sebagai anak yang rajin dan penurut.
"Ketika saya ada di luar, ia membantu ibunya, memberi makan ayam dan hewan peliharaan di rumah," kenang Felix.
Meski merasa kehilangan, Felix dan keluarganya mengaku ikhlas. Dia bahkan meminta menantunya tak mendapatkan hukuman berat
"Sebagai prajurit mungkin peristiwa itu merupakan kelalaian dia, namun kami sudah memaafkan dia, kami berharap jangan sampai dia diberikan hukuman berat," kata Felix.
Sementara Kepala Pusat Penerangan Kodam (Kapendam) XVIII Kasuari Kolonel Hendra Pasireron mengatakan, POM Kodam tengah memeriksa saksi-saksi atas kasus ini.
"Masih dalam proses, intinya jika terbukti bersalah maka yang bersangkutan akan diproses sesuai prosedur internal" ucap Hendra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.