Seorang pengemis, Siwari Wahyuningsih (51) diamankan Satpol PP Semarang pada 22 Maret 2016. Ia diamankan di sekitar lampu merah kawasan Yos Sudarsi, Kota Semarang.
Dari KTP, Siwari tercatata sebagai warga Perumahan Jalan Kawung, Perumnas Tlogasari, Kota Semarang.
Yang mencengangkan, ia memiliki uang deposito Rp 140 juta dan tabungan sebanyak 16 juta. Sementara saat ditangkap, ia membawa uang tunai Rp 400.000.
Tak hanya menemukan uang tunai, petugas juga menenukan tabungan, sertifikat tanah di daerah Tlogosar atas nama Siswari, 3 buah BPKB roda dua atas nama dua anaknya dan dua ATM bank BNI 47.
Kepada petugas, Siwari mengaku baru enam bulan mengemis dan uang yang ia miliki adalah hasil dari penjualan tanah.
Selain itu 3 anak Siwari kuliah di tiga kampus ternama di Kota Semarang.
Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula) Kota Semarang.
Kemudian anak terakhir berinisial SMJ kuliah di Politeknik Negeri Semarang (Polines) di Kawasan Kampus Undip Tembalang, Kota Semarang.
Baca juga: 5 Pengemis Kaya di Indonesia, Hartanya Ada yang Mencapai Miliaran
Saat diminta keterangan, Legiman mengaku punya harta kekayaan senilah lebih dari Rp 1 miliar.
Ia membangun rumah senilai Rp 250 juta di lahan yang dibeli Rp 275 juta. Ia juga memiliki tabungan di banka sebesar Rp 900.000.
Legiman adalah warga Perumahan Ngawen, Kecamatan Margorejo, Pati. Saat ditangkap, ia membawa uang tunai Rp 695.000. Sementara itu sehari-hari, ia bisa mengantongi uang Rp 1 juta per hari.
Baca juga: Cerita Legiman, Pengemis yang Mengaku Punya Rumah dan Tabungan Senilai Rp 1 Miliar
Saat diperiksa, ia menyimpan uang Rp 194,5 juta dalam tas lusuh yang ia bawa.
Selama mengemis di kawasan Jakarta Selatan, dia selalu membawa uang tersebut dan dimasukan kedalam ranselnya. Uang tersebut selalu dibawa karena ia tidak pernah pulang ke rumah yang berada di Ciputat.
Sebelum dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Mukhlis sempat melawan saat diamankan petugas. Ia terus memeluk erat tasnya yang berisi uang.
Ia diamankan saat masuk ke dalam bank untuk menukarkan uang. Ia sempat berbohong dan mengatakan jika uang dalam tas lusuhnya adalah hasil usahanya berdagang dan bekerja di Jakarta.
Tenyata Muklis pernah diamankan oleh petugas pada tahun 2017 dan saat itu ia membawa uang tunai Rp 86 juta.
Baca juga: Muklis, Pengemis yang Bawa Uang Rp 194 Juta Akan Dipindahkan ke Panti Sosial Lansia
Ia bercerita sebelum menjadi pengemis memiliki 3 istri, namun tak berlangsung lama. Namun saat menjadi pengemis ia berstatus duda setelah istrinya meninggal dunia.
Pada tahun 1974, ia pernah naik haji bersama istrinya dengan hasil menjual sawah warisan milik orangtuanya. Sementara pekerjaan mengemis, ia lakoni sejak tahun 1980.
Dalam sehari, ia mengaku bisa mendapatkan uang antara Rp 150.000 hingga Rp 200.00. Untuk memudahkan mobilitasnya, ia pun menyewa satu mobil jenis mini bus berwarna hijau kepada tetangganya.
Untuk menyewa mobil tersebut, ia merogoh uang Rp 80.000 perhari.
"Mobil itu sewa, kalau enggak percaya bisa saya panggil yang punya nya, sewanya Rp 80 ribu setengah hari hanya sampai pukul 12.00 WIB," katanya.
Selain menyewa mobil, ia juga menyewa sopir untuk mengantar jemput dirinya karena tak bisa berjalan kaki jauh. Ia mengaku sudah hampir setahun trekhia menyewa mobil dan sopir untuk mempermudah aktivitasnya mengengmis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.