Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Hewan Terjangkit PMK Lombok Tengah Melonjak Jadi 1.285, Dinas Bahas SOP Hewan Kurban

Kompas.com - 24/05/2022, 15:43 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Jumlah kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus melonjak.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, dari 608 kasus pada 18 Mei lalu, jumlahnya meningkat menjadi 1.285 kasus per 24 Mei 2022.

"Jumlahnya terus bertambah, dari 608 kemarin pada hari Kamis, sekarang sudah 1.285, meningkat dua kali lipat dalam sepekan," kata Kadis Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah Taufikurrahman, Selasa (24/5/2022)

Baca juga: Lahan Air Terjun Babak Pelangi Lombok Tengah yang Rusak Dikeruk Ternyata Milik Warga

Taufik menjelaskan, dari 1.285 kasus hewan, terjangkit PMK, sebanyak 358 sudah dinyatakan sembuh.

Untuk mempersiapkan Idul Adha, pihaknya telah melakukan rapat dengan sejumlah UPT Peternakan di Kecamatan bersama dokter hewan uuntuk membahas standar operasional prosedur (SOP) penyembelihan hewan kurban.

"Minggu ini kita sudah siapkan, kami sudah rapat dengan sejumlah UPTD dan para dokter hewan terkait protokol penanganan hewan kurban, mengenai cara menyembelih hewan kurban untuk menghindari penyebaran PMK," kata Taufik.

Baca juga: Ditinggal Pemilik ke Sawah, Rumah di Lombok Tengah Ludes Terbakar

Dia menegaskan, peraturan SOP tersebut akan diumumkan ke masing-masing desa yang ada di Lombok Tengah pada minggu ini.

Baca juga: Edarkan Sabu, Seorang ASN di Lombok Barat Ditangkap

 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah, mengimbau masyarakat tidak panik terhadap PMK.

Namun dia meminta supaya warga memperhatikan sejumlah aturan.

"PMK itu bisa disembuhkan jangan khawatir, tingkat kesembuhannya tinggi, dan terbukti dari jumlah 63 ekor di kandang ini, yang sembuh 60 ekor, belum lagi yang lain, saya dapat laporan, 51 persen kesembuhan, ini kan tanda baik bagi kita semua, bahwa PMK ini bisa disembuhkan," kata Nasrullah saat mengunjungi Kelompok Kandang Tunas Urip Desa Kelebuh.

Dijelaskan Nasrullah bahwa PMK tidak dapat menular ke pada manusia, sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Baca juga: Warga di Lombok Barat Tanda Tangan Petisi Tolak Perluasan TPA

Disampaikan juga bahwa sapi yang terkena PMK dapat dimakan, namun dengan ketentuan pengawasan dan dukungan dari tenaga medis.

"Yang ketiga dapat dikonsumsi dagingnya, dengan tentu mengeluarkan bagian-bagian dan didukung oleh tenaga kesehatan," kata Nasrullah.

Nasrullah menjelaskan, kehadiran pemerintah untuk memastikan bahwa PMK sedang tertangani dengan baik, agar masyarakat tenang.

Selain itu ia juga menyampaikan, warga tidak usah khawatir hingga memilih harus menjual sapi dengan harga yang dapat merugikan.

"Jangan sampai ada panik yang menjual dengan harga yang merugikan peternak seperti itu, kami turun, jadi tidak ada hari tanpa ke lapangan, memberikan edukasi, informasi," ungkap Nasrullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Makan Siang di RM Pak Abbas di Kampar, Bagikan Sembako hingga Kaus

Jokowi Makan Siang di RM Pak Abbas di Kampar, Bagikan Sembako hingga Kaus

Regional
Proyek Perbaikan Jalan Diduga Fiktif, PNS dan Kontraktor Dituntut 8 Tahun Penjara

Proyek Perbaikan Jalan Diduga Fiktif, PNS dan Kontraktor Dituntut 8 Tahun Penjara

Regional
Pemkot Yogyakarta Mulai Bersihkan 'Hutan' Kabel di Jalan Protokol

Pemkot Yogyakarta Mulai Bersihkan "Hutan" Kabel di Jalan Protokol

Regional
Gunung Dempo Sempat Meletus, Jalur Pendakian Ditutup Sepekan

Gunung Dempo Sempat Meletus, Jalur Pendakian Ditutup Sepekan

Regional
PSI Buka Peluang Kaesang Maju pada Pilkada Semarang

PSI Buka Peluang Kaesang Maju pada Pilkada Semarang

Regional
Dosen di Makassar Meninggal di Meja Kerjanya, Sempat Keluhkan Sakit

Dosen di Makassar Meninggal di Meja Kerjanya, Sempat Keluhkan Sakit

Regional
Sumur Minyak Ilegal di Aceh Timur Kembali Meledak, Api Setinggi 10 Meter

Sumur Minyak Ilegal di Aceh Timur Kembali Meledak, Api Setinggi 10 Meter

Regional
5 Orang Ambil Formulir Penjaringan Pilkada Wonogiri di Partai Gerindra

5 Orang Ambil Formulir Penjaringan Pilkada Wonogiri di Partai Gerindra

Regional
Seloroh Wapres di Bangka: Kalau Bisa Milih, Saya Ingin Jadi Anak Presiden

Seloroh Wapres di Bangka: Kalau Bisa Milih, Saya Ingin Jadi Anak Presiden

Regional
Lepas Keberangkatan 331 Calon Jemaah Haji Wonogiri, Wabup Setyo Sukarno Sampaikan Pesan Ini

Lepas Keberangkatan 331 Calon Jemaah Haji Wonogiri, Wabup Setyo Sukarno Sampaikan Pesan Ini

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Tanah Tak Bertuan Tiba-tiba jadi Letter C Jelang Pembayaran Ganti Rugi Tol Bawen-Yogya

Tanah Tak Bertuan Tiba-tiba jadi Letter C Jelang Pembayaran Ganti Rugi Tol Bawen-Yogya

Regional
Susul Wali Kota Semarang, Ade Bhakti ikut Penjaringan Pilkada di Gerindra

Susul Wali Kota Semarang, Ade Bhakti ikut Penjaringan Pilkada di Gerindra

Regional
Harimau Terekam Berkeliaran Dalam Halaman Masjid di Solok Sumbar

Harimau Terekam Berkeliaran Dalam Halaman Masjid di Solok Sumbar

Regional
Kasus Dugaan Pungli Rekrutmen Karyawan Satpol PP Ditangani Polres Kebumen

Kasus Dugaan Pungli Rekrutmen Karyawan Satpol PP Ditangani Polres Kebumen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com