LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Lokasi wisata air terjun Babak Pelangi di Dusun Rerantik, Desa Lantan, Lombok Tengah, NTB yang rusak akibat aktivitas pengeruk alat berat ternyata milik Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Aik Berik.
Desa Aik Berik merupakan desa tetangga dari Desa Lantan yang langsung berbatasan dengan aliran sungai air terjun Babak Pelangi.
"Itu milik Ketua Pokdarwis Desa Aik Berik, punya lahan sendiri," kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah Lendek Jayadi dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (24/5/2022).
Baca juga: Wisata Air Terjun Babak Pelangi Lombok Tengah Rusak, Diduga akibat Pengerukan Tanah
Diakui Lendek, pihaknya merasa kesulitan untuk mencegah aktivitas alat berat tersebut karena dalam status lahan pribadi.
"Seharusnya kalau mau membangun itu harus ada izin mendirikan bangunan (IMB), dan harus ada rekomendasi dari desa. Ini sudah beberapa kali saya tegur, tetapi tetap tak didengar," kata Lendek.
Lendek menuturkan, aktivitas alat berat tersebut bertujuan untuk membuat lokasi kuliner. Namun hal itu malah membuat kerusakan alam.
"Kita sudah respons baik dengan pembangunan spot itu. Tapi seharusnya masyarakat yang bertanggung jawab jika ada menimbulkan kerusakan alam," kata Lendek.
Baca juga: Pembacok Anggota Brimob di NTB Ternyata Residivis Kasus Pembunuhan
Menurut Lendek, persoalan kerusakan alam di air terjun Babak Pelangi harus diselesaikan di tingkat desa mengingat pemerintah desa harus punya kesepakatan dengan warga yang mengelola.
"Ini tugas kepala desa bagaimana berkoordinasi membangun harmoni antar warga yang memiliki hak di sana, sehingga tidak semena-mena jika ingin membangun," kata Lendek.
Sebelumnya, dari pantauan, nampak terdapat bekas longsoran tanah di sekitar air terjun.
Selain itu, potongan pohon dan ranting bambu memenuhi yang bertumbangan memenuhi sebagian aliran air terjun.
Akibatnya wisatawan khawatir potongan pohon yang jatuh itu akan melukai badannya saat mandi di air terjun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.