Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Tradisi Waisak di Ngroto Sumogawe: Dari Sungkeman, Kenduren, sampai Lebaran Waisak

Kompas.com - 16/05/2022, 12:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LERENG Gunung Merbabu di Jawa Tengah punya sejuta cerita. Salah satunya, tradisi perayaan Waisak di Dusun atau Kampung Ngroto—konon dulu bernama Seroto—, yang masuk wilayah admistrasi Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

“Sekarang ada 134 warga (pemeluk agama) Buddha, sekitar 50 persen warga kampung,” kata Sabari, Ketua Vihara Widya Loka di Dusun Ngroto, saat ditemui di sela perayaan Waisak 2562/2022 M, Senin (16/5/2022).

Mengikuti puncak perayaan yang digelar di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, tradisi di Ngroto pun tak berbeda pada detik-detik peringatan kelahiran Buddha Gautama. Namun, ada tradisi lain yang menyertai.

Baca juga: Sejarah, Makna, dan Perayaan Hari Raya Waisak di Indonesia

“Dimulai dari sebulan sebelum hari ini, ada pembukaan Sebulan Pembinaan Dharma (SPD), berupa kirab keliling kampung,” tutur Sabari.

Sabari, Ketua Vihara Widya Loka di Dusun Ngroto Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang. Gambar diambil pada Senin (16/5/2022).KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Sabari, Ketua Vihara Widya Loka di Dusun Ngroto Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang. Gambar diambil pada Senin (16/5/2022).

Lalu, pada hari peringatan, Senin, prosesi perayaan diawali pada pukul 06.30 WIB. Prosesi awal perayaan ini sudah cukup unik, antara lain dengan kehadiran iringan organ tunggal pada beberapa segmen doa, pengantar prosesi dalam bahasa Jawa, dan sebagian doa yang juga dalam bahasa Jawa.

Sungkeman, kenduren, dan lebaran Waisak

Prosesi awal perayaan Waisak tersebut berakhir pada pukul 07.51 WIB dengan doa penutup “semoga hidup bahagia”. Seturut salam namo budaya, pembawa acara mempersilakan umat bersiap melakukan tradisi sungkeman.

Baca juga: Nonton Pelepasan Lampion Waisak di Candi Borobudur, Ketahui Aturan Ini

Pasangan sesepuh desa mendapat prioritas tempat, disusul para orangtua yang masih ada. Suasana sungkeman ini laiknya di Idul Fitri dalam tradisi Jawa bagi umat Islam atau dalam prosesi pernikahan.

Haru, takzim, sekaligus hangat. Tiga hal itu yang kental terasa di tengah sungkeman satu kampung ini. Kata-kata yang diungkap dalam sungkeman ini mulai dari terima kasih hingga permintaan maaf. Peluk erat dan jabat tangan menggenapi suasana.

Tradisi sungkeman dalam perayaan Waisak di Vihara Widya Loka, Dusun Ngroto, Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Senin (16/5/2022).KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Tradisi sungkeman dalam perayaan Waisak di Vihara Widya Loka, Dusun Ngroto, Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Senin (16/5/2022).

Dari sungkeman kepada sesepuh dan orangtua masing-masing, umat Buddha di kampung ini lalu berdiri berkeliling ruang dalam vihara, saling bersalaman, mengucapkan selamat Waisak sembari meminta permaafan masing-masing.

Baca juga: Gebyar Boom di Pantai Boom Marina, Kunjungi Saat Libur Waisak di Banyuwangi

Berlangsung hingga sekitar pukul 08.15, sungkeman segera diikuti dengan kenduren alias kenduri. Rantang-rantang dan wadah-wadah makanan beredar.

Nasi dan aneka lauk yang dibawa masing-masing keluarga ditata di halaman vihara, boleh dinikmati siapa saja yang hadir di perayaan. Guyup. Akrab. Dekat. Tak berjarak.

Tradisi kenduren sebagai bagian dari perayaan Waisak di Dusun Ngroto, Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Senin (16/5/2022).KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Tradisi kenduren sebagai bagian dari perayaan Waisak di Dusun Ngroto, Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Senin (16/5/2022).

Usai makanan disantap, warga pun spontan merapikan wadah-wadah yang sebelumnya berisi nasi dan lauk. Piring dan gelas kotor dirapikan.

Sebagian langsung membawanya pulang ke rumah masing-masing, sebagian yang lain bahu-membahu mencucinya di salah satu sudut halaman vihara.

Baca juga: 10 Tradisi Waisak dari Berbagai Negara di Dunia

Dalam hitungan menit, vihara kembali rapi. Sembari menanti detik-detik peringatan kelahiran Buddha Gautama, anak-anak dikumpulkan di dalam vihara. Anak-anak ini disebut sebagai murid sekolah Minggu.

Pada pukul 09.34 WIB, dua samanera tiba di vihara. Samanera adalah calon bikhhu. Bikhhu merupakan sebutan untuk pemuka agama Budha dari aliran Theravada, sementara biksu lebih lazim untuk aliran Mahayana.

Persiapan menuju detik-detik peringatan Waisak di Vihara WIdya Loka, di Dusun Ngroto, Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gambar diambail pada Senin (16/5/2022).KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Persiapan menuju detik-detik peringatan Waisak di Vihara WIdya Loka, di Dusun Ngroto, Sumogawe, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gambar diambail pada Senin (16/5/2022).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Regional
Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Regional
Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Regional
Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Regional
Pemprov Sumbar Siapkan 6 Titik Nobar Timnas lewat Videotron

Pemprov Sumbar Siapkan 6 Titik Nobar Timnas lewat Videotron

Regional
PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni di Pilkada Banten 2024

PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni di Pilkada Banten 2024

Regional
Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Regional
Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Regional
Pembangunan 'Sheet Pile' di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Pembangunan "Sheet Pile" di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Regional
Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Regional
Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com