Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Mau Jual Ginjal untuk Pembangunan Jembatan Goyo"

Kompas.com - 15/05/2022, 07:19 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Foto seorang perempuan yang memegang poster bertuliskan "Saya mau jual ginjal aja untuk pembangunan jembatan Goyo" viral di media sosial.

Sosok perempuan tersebut adalah Alin Pangalima, mahasiswi asal Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulawesi Utara.

Ia tercatat sebagai mahasiswa semester VIII, IAIN Sultan Amai Gorontalo.

"Itu (tulisan dalam poster) sebagai sindiran (kepada pemda). Sudah sampaikan berulang-ulang (masalah jembatan Goyo), tapi mereka tidak dengar," katanya lewat pesan singkat, Sabtu (14/5/2022).

Sementara Jembatan Goyo yang disebutkan dalam poster tersebut berada di Desa Keimangan, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolmut.

Baca juga: Demi Bangun Jembatan di Desanya, Mahasiswi Asal Bolmut Nekat Ingin Jual Ginjalnya

Di sisi lain, Alin mengaku ingin menjual ginjal juga untuk mendapatkan buku karya klasik dunia.

"Kalau ada yang mau beli ginjal saya, harganya seharga pembangunan jembatan, ditambah buku 50.000 eksemplar karya klasik dunia," ungkapnya.

Ia bercerita sengaja membuat foto tersebut sebagai bentuk sindiran karena jembatan yang akan dibangun 16 tahun lalu belum juga direalisasikan oleh pemerintah.

Alin mnegatakan aspirasi terkait jembatan tersebut sudah berulang kali disampaikan, namun sering kali pihak Pemda beralasan tak memilki anggaran cukup untuk membangun jembatan.

Baca juga: Kisah Alin Panglima, Jual Ginjal untuk Bangun Jembatan Desa yang Mangkrak 16 Tahun

Tak hanya sekali. Alin mengaku berulang kali menyampaikan aspirasi terkait pembangunan Jembatan Goyo saat demo.

Bahkan ia sempat menyampaikan persoalan tersebut saat kunjungan anggota DPR RI.

"Sempat menghadap (anggota DPRD) kemarin, bincang-bincang. Tapi jawabannya sama, tidak cukup dana daerah. Aspirasi ini sudah disampaikan ke anggota DPR, tapi dapil Gorontalo," sebutnya.

Jembatan terbengkalai

Ilustrasi Jembatan Papan Ilustrasi Jembatan Papan
Menurut Alin, tiang jmebatan sebenarnya sudah tertanam selama kurang lebih 16 tahun yang lalu. Saat itu Bolmut belum menjadi daerah otonom baru Sulut.

"Sangat disayangkan jika pemerintah terus mempertontonkan kegagalan di tengah masyarakat, dengan dalih 'nanti, nanti, nanti'" ungkap Alin.

Bagi masyarakat, jembatan tersebut sangat dibutuhkan salah satunya untuk memudahkan akses masyarakat.

"Pertama, ketika terjadi banjir dan sungai meluap, maka akses penghubung antara Ollot dan Goyo akan se-ekstrem ini. Bayangkan jika ada orang yang lagi kena sial terus masuk ke dalam sungai lalu tengelam dan meninggal, siapa yang bertanggung jawab?," katanya.

Ia juga menyebut masyarakat selama ini menyeberangi sungai dengan rakit dan membayar Rp 3.000 untuk sekali lewat.

Baca juga: Ibu Hamil di Depok Mau Jual Ginjal, Akui Tak Sanggup Lagi Gali Lubang Tutup Lubang

Biaya tersebut akan bertambah jika menyeberang dalam kondisi risiko tingi seperti banji. Maka satu orang harus membayar Rp 10.000.

Padahal banyak masyarakat Bolangitang yang berkebun di seberang sungai sehingga mereka harus mengeluarkan biaya jika ke kebun.

Jika dikalikan sebulan, biaya tersebut cukup untuk membeli beras.

"Belum lagi jika sungai sedang banjir dan air meluap bagaikan janji pemda. Biayanya jadi berlipat ganda, Rp 10.000 sekali lewat, dengan risiko yang cukup tinggi. Bayangkan jika datang musim penghujan, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Sedangkan penghasilan masyarakat rata-rata memprihatinkan (soalnya kita rasa sandiri)," ujarnya.

Baca juga: Terbelit Utang Rp 20 Juta, Wanita di Salatiga Ingin Jual Ginjal

Tak hanya itu. Alin menyebut kerap terjadi kecelakaan di sungai seperti rakit yang terbalik.

"Saya pun menyaksikan sendiri betapa kejadian kecelakaan itu terjadi di depan mata. Mungkin bisa ditanyakan kepada yang bertugas menyeberangkan kendaraan, berapa korban yang sudah tabulengkar (terbalik) di situ," sebutnya.

Selain urusan jembatan, Goyo juga memiliki masalah di akses jalan karena hampir sebagian besar jalan di Goyo belum diaspal.

Kondisi jalan yang rusak juga kerap menyulitkan warga salah satunya bagi perempuan hamil.

Baca juga: Respons Ganjar soal Warga Klaten yang Ingin Jual Ginjal ke Semarang

"Sangat disayangkan sekali. Dan kabar baiknya, semoga tahun ini jalan spanggal (sepenggal) itu akan diteruskan pembangunannya. Jika tidak, som ba demo jo dg (akan demo lagi)," ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Skivo Marcelino Mandey | Editor : Dita Angga Rusiana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com