Namun pada suatu hari, kakek Bilqis mengatakan, anak-anaknya harus dikenalkan bulu tangkis karena orangtuanya adalah mantan atlet olahraga tersebut.
Anak-anaknya tidak harus menjadi atlet, tapi setidaknya untuk tujuan olahraga.
"Saat di Magelang, eyangnya bilang 'masa anak atlet tapi ngga main bulu tangkis, minimal dikenalkan buat olahraga'. Ya sejak itu dikenalkan Bilqis sudah kelas 4 SD, sudah terlambat sebetulnya," ungkap Joko.
"Awalnya cuma main di kebun saja, tapi ternyata langsung bisa, padahal sebelumnya enggak pernah megang raket," lanjut Joko, yang biasa dipanggil Romo (Bapak) oleh Bilqis.
Baca juga: Bilqis Prasista dan Darah Juara dari Orang Tua
Kemudian, Joko dan istrinya mendaftarkan Bilqis dan saudara kembarnya ke klub badminton Wiratama di Magelang.
Latihan bulu tangkis semakin intens di sela-sela kegiatan sekolah. Mereka juga sempat pindah klub Purnama di Solo, sampai kemudian ke Victory Bogor dan berhasil lolos masuk PB Djarum Kudus.
"Dia mulai banyak ikut kejuaraan-kejuaran, perkembangannya cukup baik, bahkan bisa nyusul senior-senoirnya. Dia juga seneng dan bilang kalau mau terus main badminton," ujar Joko.
Joko melanjutkan, Bilqis masuk ke Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) PBSI di Cipayung pada tahun 2020. Sedangkan, saudara kembarnya memilih untuk melanjutkan kuliah di Yogyakarta.
Senada dikatakan ibu Bilqis, Zelin Resiana. Dia bercerita, sang kakek lah yang mendorong Bilqis untuk bermain bulu tangkis meskipun kedua orangtuanya sudah bertekad tidak mau mengenalkan olahraga tersebut.
"Kakeknya yang langsung mengajari Bilqis. Kaget, waktu itu Bilqis langsung bisa, enggak luput, padahal belum pernah megang raket," kisah Zelin.
Baca juga: Hasil Piala Uber 2022: Bilqis Tumbang, Indonesia Kalah 0-3 dari China