Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Rinaldi menuturkan, korban terbang seorang diri atau tanpa tandem.
"Dia seorang atlet paralayang, namun bukan atlet profesional, ia tiba bersama kelompok paralayang dari Pekanbaru," ucapnya, Jumat, dikutip dari Tribunnews.
Rinaldi menduga, korban tak bisa mendarat karena adanya kabut tebal. Ia memperkirakan bahwa korban mengalami turbulensi.
Baca juga: 7 Kasus Kecelakaan Saat Paralayang, Ada yang Tersangkut Kabel Sutet hingga Pohon
Dia menerangkan, sebelum GGI, juga ada warga yang terbang layang. Namun, mereka mendarat mulus dan tidak ada informasi soal turbulensi.
"Kadang-kadang kan turbulensi itu mendadak saja datangnya, kalau udara sudah tak stabil," ungkapnya.
Karena korban tak kunjung mendarat, personel BPBD Agam bersama TNI, Polri, kelompok paralayang, dan masyarakat mulai mencari korban hingga Jumat malam.
Baca juga: Pendaratan Terakhir Sang Atlet Paralayang Yazid Khairil Azis
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor: Ardi Priyatno Utomo), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.