Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Frans Maniagasi
Anggota Tim Asistensi RUU Otsus Papua (2001)

Anggota Tim Asistensi RUU Otsus Papua (2001).

Bangun Papua, Belajar dari Pengalaman Joint Development for Irian Jaya

Kompas.com - 25/04/2022, 15:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hasil produksi masyarakat yang masih membekas hingga hari ini seperti komoditi karet di kampung Bade, Mindiptana, Kepi, Mur dan sekitarnya di Merauke.

Kemudian coklat di Genyem, Sentani di Kabupaten Jayapura, di Warmare, Nuni, Oransbari di Manokwari.

Demikian juga di Sausapor, Moswaren di Sorong dan juga Warironi, Rondawaya di Yapen.

Contoh lain, proyek kerjasama coklat antara Yayasan dengan Common Wealth Development Corporation di Ransiki Manokwari.

Proyek Batik khas Irian Jaya (Papua) di Waena, Sentani Kabupaten Jayapura dan Agats di Merauke. Sayur mayur dan kopi Arabica di Jayawijaya.

Untuk menerobos daerah terisolasi di pedalaman, Yayasan mendirikan anak perusahaan PT Yantefa Shipping Line yang melayani transportasi sungai untuk mengangkut produksi masyarakat dan dipasarkan dari kampung seperti karet di pedalaman Merauke.

Yayasan juga mendirikan anak perusahaan PT Yoshiba Shipyard & Docking untuk pembuatan kapal kapal kecil dan reparasinya.

Pengalaman empiris yang dilakukan Yayasan Kerjasama Pembangunan Irian Jaya atau JDF dalam kurun waktu 25 tahun (1969 – 1994), menurut pendapat saya, dapat dijadikan pelajaran berharga untuk percepatan pembangunan dan pemberdayaan Orang Asli Papua.

Paling tidak Pemerintah dua puluh tahun kedepan melalui Rencana Induk 20 tahun (2021 – 2041) dalam rangka implementasi Otsus, dapat menjadikan pengalaman JDF sebagai referensi agar tidak mengulang kesalahan.

Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat mesti diletakkan basisnya berawal dari dan diakhiri di kampung sebagai lokus utama masyarakat hidup dan bermukim.

Pembangunan dilakukan dengan pendekatan wilayah budaya dengan memperhatikan zona ekologi dari kelompok etnis Papua dengan memaksimalkan potensi SDA di lingkungannya.

Pembangunan atau percepatan pembangunan menuju kemandirian masyarakat Papua pertama kali dilakukan dengan mengubah secara evolusioner mind set dan cara produksi dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar.

Masyarakat harus diberikan keterampilan yang diadaptasikan dengan kebutuhan dan potensi SDA lokal dengan menghindari indoktrinasi dan mengintrodusir nilai–nilai baru yang akan menimbulkan cultural shock.

Yayasan memberikan pelajaran bahwa membangun OAP perlu pembinaan dan pengembangan masyarakat secara berkesinambungan menuju kemandirian.

Misalnya, memberikan dukungan kredit atau bantuan dana terprogram. Masyarakat diajarkan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan dana, bukan untuk foya–foya seperti kasus Dana Desa yang yang dikorupsi.

Selain itu, Yayasan mengajarkan adanya saving dari kelebihan pendapatan yang diperoleh.

Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Papua muaranya bukan berorientasi infrastruktur, namun jauh lebih penting adalah “memanusiakan manusia Papua”.

Akhirnya mengangkat harkat, martabat dan harga diri OAP, sehingga sederajat dengan saudara sebangsa dan setanah air - Indonesia. Terima kasih JDF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Regional
TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

Regional
Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Regional
Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Regional
Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Regional
Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Regional
Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Regional
Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Regional
Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Regional
Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Regional
3 Atlet Taekwondo Nunukan Raih Medali Emas di Kunming International Open Taekwondo Championship 2024

3 Atlet Taekwondo Nunukan Raih Medali Emas di Kunming International Open Taekwondo Championship 2024

Regional
Langgar Aturan Partai, 3 Caleg PDI-P di Salatiga Ditarik Pencalonannya

Langgar Aturan Partai, 3 Caleg PDI-P di Salatiga Ditarik Pencalonannya

Regional
Dinsos Kota Ambon Urus Identitas Anak yang Ditelantarkan Kakak Angkat

Dinsos Kota Ambon Urus Identitas Anak yang Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Dana Hibah UEA untuk Solo Cair, Gibran Pioritaskan untuk Fasilitas Umum

Dana Hibah UEA untuk Solo Cair, Gibran Pioritaskan untuk Fasilitas Umum

Regional
KPU Banyumas Belum Tetapkan Caleg Terpilih, Ini Penyebabnya

KPU Banyumas Belum Tetapkan Caleg Terpilih, Ini Penyebabnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com