KOMPAS.com - Kasus seorang warga di Binjai berinisial RN, diduga dijebak dua oknum polisi dengan sabu berbuntut pencopotan Kepala Satuan Reserse Narkoba (Kasat Res Narkoba) Polres Binjai, AKP Firman Imanuel Perangin Angin.
Menurut MJ, kakak kandung RN, kejadian itu berawal saat adiknya bertemu dengan seorang pria berinisial ET di depan sebuah warung internet (warnet).
RN, kata MJ, mengaku tak mengenal ET hanya sering melihat di warnet tersebut.
Lalu, pada Sabtu (19/3/2022), ET tiba-tiba memanggil RN dan memberi sebuah kotak rokok.
Baca juga: Kasat Res Narkoba Binjai Dicopot Usai Anak Buahnya Jebak Warga dengan Sabu, Video Penjebakan Viral
Tak berselang lama, dua polisi datang dan menangkap RN. Pihak keluarga curiga polisi tak menangkap ET yang memberi kotak rokok itu kepada RN.
"Setelah dipanggil (ET), adik saya ikut, tiba-tiba dikasih kotak rokok," ungkap MJ, Selasa (22/3/2022).
"Kami bertanya juga, ada apa ini. Sempat mau aku tarik adik aku juga. Polisi itu bilang, 'jangan main-main kalian, jangan mendekat, sana kalian'," tambahnya, menirukan ucapan polisi itu.
Peristiwa itu sempat terekam closed-camera television (CCTV) dan viral di media sosial.
Warganet pun menilai ada kejanggalan saat proses penangkapan RN dan justru melepaskan ET.
Padahal, kata MJ, ET tampak dalam video memutarkan kendaraannya dengan pelan sesaat mengetahui RN ditangkap.
"Masa adik saya yang ditangkap, yang mengasih enggak ditangkap. Dari rekaman itu, terlihat yang ngasih dibiarkan begitu saja," ungkapnya.
Atas kejadian ini, keluarga menuntut keadilan kepada Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Panca Simanjuntak. Keluarga menilai RN merupakan korban dari diduga informan polisi itu.