Pada kasus-kasus viral, salah satunya pengeroyokan Ade Armando, orang awam juga bisa menjadi pelaku doxing.
Seseorang yang merasa “bertalian” dengan kasus itu, bisa dengan mudah menyebarkan materi yang disiapkan pelaku.
Menurut CEO Komunikonten ini, ketika seseorang mengekspos hal-hal yang berkaitan dengan pihak lawan, orang tersebut akan merasa puas.
Saat doxing terjadi, korban dikhawatirkan akan terkena dampaknya, tak hanya dari sisi di dunia maya, tetapi juga di kehidupan nyata.
Baca juga: Warga Lampung Dituduh Pukuli Ade Armando, Pengamat: Ini Fitnah, Sangat Bisa Dilaporkan ke Polisi
Hariqo mencontohkan, pada kasus doxing terhadap Budi, keselamatan Budi dikhawatirkan akan terdampak.
“Saat doxing terhadap Mas Budi menyebar, saat itu bisa jadi ada orang yang menganggap Mas Budi adalah pelakunya. Orang itu bisa jadi akan melakukan balas dendam. Ini (doxing) sangat berbahaya sekali,” ucapnya.
Dalam kasus doxing terhadap Budi, Hariqo menyampaikan bahwa polisi seharusnya mengonternya.
“Bentuk counter-nya bisa dengan menyebutkan bahwa data ini tidak fix. Polisi lewat cyber patrol-nya seharusnya bisa cepat melakukan klarifikasi, bahwasannya unggahan itu bohong, palsu, hoaks,” ungkapnya.
Baca juga: Budi Kaget, Fotonya Terpampang sebagai Pengeroyok Ade Armando, padahal Seharian di Lampung
Selain itu, Hariqo juga berpesan agar pihak media sosial memberi perhatian terhadap unggahan-unggahan dari akun-akun anonim.
“Twitter harus hati-hati terhadap konten tidak bertuan,” tuturnya.
Jika tidak segera memberi perhatian, hal ini akan menjadi bumerang bagi pihak penyedia media sosial.
“Hal-hal semacam ini bisa merusak kredibilitas media sosial itu sendiri,” sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.