REMBANG, KOMPAS.com - Anak buah kapal (ABK) dari Kapal Wahyu Mina Barokah asal Rembang yang kapalnya dibakar di perairan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel), telah kembali pulang ke asalnya masing-masing.
Dua dari 17 ABK yang telah pulang ke rumah, Jaya Hartono dan Dwi Okta Imawan menceritakan kronologi peristiwa pembakaran kapal yang ditumpanginya tersebut.
Peristiwa berawal ketika 3 kapal asal Jawa Tengah beroperasi di sekitar garis pantai perairan Jorong.
Dianggap akan merusak ekosistem terumbu karang karena menangkap ikan menggunakan cantrang, maka ketiga kapal tersebut didekati oleh perahu-perahu asal Kalimantan itu.
Baca juga: Kapal Penangkap Ikan Asal Rembang Dibakar di Kalsel, Ini Kronologi Versi Nelayan
Namun, dua kapal tersebut memilih kabur dan sempat melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan.
"Ya aslinya sudah ada peringatan dan sudah ada pembicaraan yang baik, tapi dua kapal yang kabur tersebut dan sempat dikejar itu mengeluarkan bedil dan tembakan. Jadinya semakin ngamuk, emosinya semakin tinggi," ucap Imawan, saat ditemui wartawan di Desa Karangsekar, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada Kamis (14/4/2022).
"Padahal, penginnya diajak diskusi baik-baik dan mungkin ujung-ujungnya ya didenda, tapi malah seperti itu," imbuh dia.
Setelah dua kapal tersebut kabur, perahu yang sempat mengejar kapal tersebut kemudian kembali lagi ke kapal yang ditumpangi oleh Imawan.
Sehingga, Imawan dan teman-temannya tidak bisa berkutik dan pasrah dengan tindakan yang bakal dilakukan oleh mereka.
"Ya pasrah, kalau enggak mati, ya hidup itu," kata dia.
Bahkan, kapal yang telah terkepung ini dipersilakan kabur untuk kemudian akan dibakar beserta ABK yang ada di dalamnya.
"Ketika perahu kecil-kecil itu merapat, rencananya kapal kami akan dibakar hidup-hidup sama orangnya," kata dia.
Imawan menyebut, terdapat ratusan warga yang mengepung dan kemudian membakar kapal yang ditumpanginya.
"Ada 50 kapal (yang mengepung), satu kapal dinaiki sekitar 7 sampai 9 orang," ujar dia.
Beruntungnya, sesaat sebelum kapal mereka dibakar menggunakan bom molotov, ada tiga kapal kecil milik nelayan lain yang meminta mereka untuk meloncat ke kapal tersebut.