Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Kartini Pecah Saat Jenazah Anak Angkatnya yang Tewas Dianiaya Dimakamkan

Kompas.com - 13/04/2022, 13:56 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Prosesi pemakaman D (7), bocah yang tewas diduga dianiaya kakak sepupunya di Astana Laya Tegalan, RT 003 RW 001, Desa Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, diwarnai isak tangis keluarga dan pelayat, pada Rabu (13/4/2022).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, pemakaman korban dilakukan setelah ibu angkatnya yang juga budenya, Kartini tiba di rumah duka Blateran RT 001 RW 002, Desa Ngabeyan, Kartasura.

Ia baru saja pulang dari tempat kerjanya di Jakarta setelah mendapat kabar anak angkatnya tersebut meninggal dunia.

Turun dari mobil travel yang mengantarkannya pulang dari Jakarta, tangis Kartini pecah.

Baca juga: Polisi Tangkap Terduga Pelaku Penganiayaan yang Buat Bocah 7 Tahun di Sukoharjo Tewas

Ia terus menangis sejadi-jadinya melihat anak angkatnya yang telah dia besarkan dari kecil, terbungkus kain kafan.

Prosesi pemakaman dimulai dengan pembacaan doa yang dilakukan oleh perwakilan keluarga.

Setelah itu, jenazah korban diangkat dan dimasukkan ke mobil ambulans untuk dibawa ke lokasi pemakaman.

Kartini pingsan

Kartini terus menangisi kepergian anak angkatnya tersebut.

Sebelum dimasukkan ke liang lahat, Kartini sempat memapah jenazah anak angkatnya untuk yang terakhir kali.

Kartini kemudian pingsan saat jenazah anak angkatnya dimasukkan ke lihat lahat.

Ketua RT 001 Desa Ngabeyan Suraji mengatakan, korban sejak kecil telah diasuh oleh budenya, Kartini.

Ibu kandung korban yang merupakan adik Kartini tidak mampu mengasuh anak tersebut karena permasalahan ekonomi.

Menurut dia, ayah kandung korban sudah meninggal dunia karena jantung. Saat itu, korban masih di dalam kandungan ibunya.

"Setelah lahir usia 35 hari, korban diserahkan oleh ibu kandungnya kepada budenya (Kartini) dan diasuh sampai sekarang," kata Suraji, saat ditemui usai pemakaman korban di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu.

Suraji menambahkan, pada saat mengangkat korban sebagai anak, Kartini belum bercerai dengan suaminya Haryoto.

Diketahui, perceraian Kartini dan Haryoto terjadi sekitar empat tahun lalu.

Perekonomian keluarga Kartini pun sempat tergoncang setelah bercerai dengan suami.

Kartini akhirnya memutuskan ke Jakarta untuk bekerja demi menyambung hidup serta mencukupi kebutuhan sehari-hari anaknya.

 

Selain korban, Kartini memiliki tiga orang anak.

Semua anaknya laki-laki. Satu dari tiga anaknya itu sudah berkeluarga.

Kartini bekerja sendiri di Jakarta. Sedangkan anak-anaknya termasuk korban tinggal di rumah di Blateran RT 001 RW 002, Desa Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo.

Warga marah

Suraji mengaku kaget ketika anak kedua Kartini, F ingin meminjam keranda jenazah kepada dirinya. Suraji pun terkejut mendengar perkataan F.

Suraji kemudian balik bertanya kepada F alasan dirinya meminjam keranda jenazah tersebut.

Setelah didesak untuk apa keranda itu, F pun akhirnya mengatakan untuk mensucikan adiknya tersebut.

"Alibinya jatuh dari atas (lantai)," kata dia.

Ia pun tidak percaya dengan perkataan F. Suraji bersama istri mendatangi rumah F untuk memastikan kondisi korban yang sebenarnya.

Bahkan, warga yang mendengar informasi itu berbondong-bondong mendatangi rumah korban.

Tidak hanya itu, warga sempat meluapkan kemarahannya setelah mengetahui ada kejanggalan terhadap kematian korban.

Baca juga: Kisah Pilu Bocah Yatim Piatu Tewas Diduga Dianiaya Kakak Sepupu di Kartasura

"Saya melihat fisiknya (korban) kok begini. Kondisinya lebam-lebam, tangan kiri dan kanan, kaki, punggung lebam. Saya sampai takut melihat kondisinya," ungkap dia.

Sebelumnya diberitakan, polisi telah mengamankan terduga pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban D (7) warga Blateran RT 001 RW 002, Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, tewas pada Selasa (12/4/2022) malam.

Pelaku yang diamankan tersebut berinisial F alias J (18) yang merupakan kakak sepupu korban.

"Sementara masih dalam pengembangan. Pelaku sudah kami amankan sementara satu. Nanti kami kembangkan untuk lebih lanjut," kata Kapolsek Kartasura Ajun Komisaris Polisi (AKP) Mulyanta di Polsek Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa.

Mulyanta menyampaikan berdasarkan dugaan awal pelaku nekat menganiaya korban hingga mengakibatkan tewas karena jengkel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com