Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Perajin Beduk di Banyumas Kala Ramadhan

Kompas.com - 13/04/2022, 12:40 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Aktivitas di tempat pembuatan beduk Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai bergeliat.

Hal itu seiring dengan meningkatnya permintaan beduk sejak menjelang bulan Ramadhan kemarin.

Pelonggaran kegiatan masyarakat di masa pandemi ini juga mempengaruhi permintaan beduk dari berbagai daerah.

Baca juga: Semaan Quran, Tradisi Ramadhan di Masjid Kauman Semarang

Perajin beduk di desa tersebut, Taufik Amin mengatakan, tahun ini permintaan mulai meningkat dibanding dua tahun sebelumnya.

"Kenaikan permintaan beduk sekarang sekitar 75 persen dibanding saat pengetatan PPKM," kata Taufik kepada wartawan, baru-baru ini.

Taufik mengatakan, pada 2020 sempat berhenti total tidak memproduksi beduk, karena ada pembatasan kegiatan ibadah di masjid.

Permintaan beduk perlahan mulai masuk kembali menjelang Ramadhan tahun 2021. Setiap hari rata-rata dapat menyelesaikan dua hingga tiga beduk ukuran kecil.

"Tahun 2021 sudah mulai ada pergerakan permintaan dan sekarang permintaannya sudah lumayan," ujar Taufik.

Baca juga: Masteng, Masjid Klenteng, Simbol Toleransi Kota Salatiga

Taufik mengatakan, pesanan datang dari berbagai daerah antara lain wilayah Banyumas dan sekitarnya, Brebes, Yogyakarta hingga Jakarta.

Untuk harga, kata Taufik, bervariasi mulai Rp 2 juta untuk ukuran diameter 40 centimeter hingga puluhan juta rupiah untuk ukuran diameter lebih dari 1 meter.

Taufik mengatakan, beduk buatannya menggunakan bahan kayu trembesi dan kulit sapi atau kambing.

"Lamanya pengerjaan tergantung dari ukuran beduk. Untuk yang besar biasanya sekitar dua pekan," kata Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com