MANOKWARI, KOMPAS.com- Para korban kecelakaan truk di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, dipastikan merupakan para penambang emas ilegal di kawasan Minyambouw.
Kepala Suku Flobomora Nusa Tenggara Timur di Papua Barat Clinton Tali mengemukakan, para korban yang meninggal dunia sebagian besar merupakan warganya.
Dia menyebutkan, para korban ini berasal dari Suku Maumere NTT, Suku Belu di Atambua, dan Suku Marasi NTT.
"Itu warga kami, ada yang didatangkan oleh pihak yang mempekerjakan dari NTT namun ada juga yang sudah lama menetap di sini. Mereka penambang," tutur Clinton.
Baca juga: Truk Tabrak Tebing di Pegunungan Arfak, 16 Orang Tewas
Menurut Clinton, bos tambang atau pihak yang mempekerjakan para penambang mengaku akan bertanggung jawab terhadap para korban
"Pihak yang mempekerjakan warga saya ini kan bos Toko Tengah Manokwari, tadi kita ke sana lalu mereka mengaku akan bertanggung jawab terhadap para korban" kata Clinton Tali.
Diberitakan sebelumnya, truk yang memuat para pekerja tambang emas mengalami kecelakaan di turunan Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (13/4/2022) dini hari.
Sedikitnya 16 orang tewas dalam peristiwa itu.
Baca juga: Kerap Terima Laporan Balap Liar, Kapolres Manokwari Gelar Saraba Manis
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Manokwari AKBP Parisian Herman Gultom menjelaskan, truk diduga mengalami rem blong saat belintas di tanjakan Minyabouw.
Akibatnya truk tak terkendali dan menghantam tebing.
"Setelah menghantam tebing, terseret hingga 6 meter," katanya.
Saat ini Polres Manokwari sudah menyediakan posko identifikasi para korban.
Tampak keluarga korban menanti hasil identifikasi tim dokter Polda dibantu tim Dokter RSUD Manokwari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.