SEMARANG, KOMPAS.com- Siapa yang tidak mengenal Nasida Ria? Sebuah grup kasidah asal Semarang yang eksis sejak tahun 1970-an.
Kini Nasida Ria telah berkembang hingga generasi kelima.
Kompas.com berkesempatan mengunjungi studio Nasida Ria di Jalan Nongkosawit Raya, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (11/4/2022).
Saat memasuki bangunan sederhana itu, terdengar alunan musik khas grup kasidah.
Rumah yang sekaligus studio Nasida Ria milik Choliq Zain, manager Nasida Ria, ini tampak ramai anak-anak muda sedang berlatih alat-alat musik dan vocal di lantai dua.
Berlatar papan putih dan beberapa hiasan dinding, sejumlah 13 orang berjejer membentuk lingkaran sambil memegang alat-alat musik, seperti keyboard, seruling, mandolin, tamborin, biola, bass, kendang, dan drum.
Sebanyak 13 orang itu tergabung dalam grup ezzurA, yang disebut sebagai generasi keempat penerus Nasida Ria.
Genre musik yang dibawakan ezzurA tidak jauh berbeda dengan Nasida Ria, yaitu kasidah tapi ditambah unsur pop.
Tujuannya, menjadi pembeda antara generasi tua dan generasi muda.
Jika Nasida Ria generasi pertama lahir pada 1970, perjalanan ezzurA pertama kali merekrut anggota pada 2014.
Salah satu anggotanya adalah Faza (20). Mahasiswi semester 2 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip) ini sudah bergabung ke ezzurA sejak masih kelas 6 sekolah dasar.
Baca juga: Synchronize Fest 2018 Hadirkan Nasida Ria dan Rhoma Irama
Saat itu, Faza merasa tidak mempunyai bakat apapun, entah bermusik atau olah vokal.
Namun, karena mengikuti ekstrakulikuler rebana di sekolah, maka Faza berminat untuk bergabung ke ezzurA.
"Awalnya, dulu kita dipanggil Pak Choliq untuk latihan tilawah. Selang beberapa waktu, terus dilesin vocal dengan Bu Afuah Nasida Ria. Nah, setelah tahap itu kita disuruh milih mau main alat musik apa," tutur Faza kepada Kompas.com, Senin (11/4/2022).