Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalannya Merangkak, Anak Ini Sempat Ditolak Rumah Sakit Meski Bawa SKTM

Kompas.com - 12/04/2022, 18:30 WIB
Slamet Priyatin,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KENDAL,KOMPAS.com - M Farid (8), tidak seberuntung teman-teman sekolahnya. Sebab anak pasangan Wahyudi dan Listiani, warga desa Brangsong Selatan RT 023 RW 008, Kecamaran Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini, sejak kecil kedua kakinya cacat.

Ia harus merangkak bila berjalan. Jika berangkat dan pulang sekolah, Farid, yang duduk di bangku kelas III SDN Brangsong itu harus diantar orangtuanya.

Sebab, ia tidak punya kursi roda. Menurut pengakuan Wahyudi, anaknya Farid lahir secara prematur di rumah sakit pada 2014.

Baca juga: Derita Najwa, Gadis 15 Tahun Berhenti Tumbuh Kembang, Tubuh dan Pola Pikir seperti Balita

Wahyudi sempat mengikutkan anaknya tersebut dalam program BPJS Mandiri Kelas III. Tapi ia hanya mampu membayar iuran sekitar 1 tahun.

“Pekerjaan saya serabutan. Kadang sebagai tukang batu. Sedang istri saya di rumah merawat Farid. Saya tidak mampu membayar BPJS,” kata Wahyudi, Senin (11/4/2022).

Wahyudi mengaku, sekitar September 2020, dirinya sempat membawa anaknya ke rumah sakit Kendal untuk memeriksakan kakinya dengan membawa surat keterangan tidak mampu (SKTM). Tapi ditolak oleh pihak rumah sakit.

“Karena saya sudah mengikutkan Farid BPJS. Tapi BPJS-nya tidak aktif, karena belum membayar. Saya harus melunasi BPJS Mandiri dulu, yang nunggak sekitar Rp 9 juta. Saya tidak punya uang,” ujar Wahyudi.

Sementara itu, Kepala Desa Brangsong, Moh Asnawi, berharap agar warganya mengurus BPJS. Baik yang belum punya maupun yang sudah punya, tapi tidak aktif karena belum dibayar.

“Ada 500 warga yang kami usulkan untuk mendapat BPJS miskin, program dari pemerintah. Nanti kami beri SKTM,” kata Asnawi.

Baca juga: 6 Tips Cegah Cacat Lahir pada Bayi Sebelum dan Selama Kehamilan

Asnawi meminta kepada perangkat desa, RT dan RW, supaya aktif menginformasikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Terkait dengan hal itu, Direktur RSUD Soewondo Kendal, Saikhu, mengatakan dirinya belum menjabat ketika Wahyudi membawa anaknya yang sakit berobat ke rumah sakit.

“Saya baru September 2021 menjabat Direktur RSUD. Jadi saya tidak tahu kalau ada warga yang ditolak RSUD, ketika mau periksa dengan membawa SKTM,” ujar Saikhu.

Saikhu mengaku, ditolaknya Wahyudi memeriksakan anaknya dengan membawa SKTM ke RSUD, dimungkinkan karena Perbup pemberlakuan SKTM sudah dicabut.

“Tapi sekarang ada Baznas yang siap membayar biaya rumah sakit untuk masyarakat tidak mampu. Pak Wahyudi bisa membawa anaknya periksa di RSUD Kendal,” pungkas Saikhu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com