Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Bedug Terbesar di Masjid Agung Purworejo, Bukti Syiar Islam di Bumi Bagelen

Kompas.com - 10/04/2022, 15:14 WIB
Bayu Apriliano,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


PURWOREJO, KOMPAS.com - Bedug Kiai Bagelen atau yang juga dikenal dengan nama Bedug Pendowo diklaim sebagai bedug terbesar dari Purworejo, Jawa Tengah.

Bedug ini merupakan salah satu bukti perkembangan syiar Islam di Kabupaten Purworejo atau Bumi Bagelen.

Bedug tersebut berada di serambi Masjid Jami' Darul Muttaqin Purworejo, di Kampung Kauman, Desa Sindurjan, Kecamatan/Kabupaten Purworejo.

Baca juga: Usaha Bougenville Impor, Warga Purworejo Ini Raup Omzet Jutaan Rupiah

Dibuat usai perang Jawa

Petugas keamanan masjid, Toriq Achmad (50) menjelaskan, masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Agung Purworejo ini dibangun pada masa pemerintahan Bupati Purworejo I, Raden Ngabehi Resodiwiryo berjuluk R. Adipati Tjokronegoro I selepas perang Jawa pada medio 1834.

Berdasarkan sejarah, pembuatan Bedug Kiai Bagelen tidak bisa dilepas dengan berdirinya Masjid Agung Purworejo di atas tanah wakaf seluas kurang lebih 70 x 80 meter persegi dengan ukuran 21 x 22 meter persegi ditambah gandok (teras/serambi) berukuran kurang lebih 10 x 21 meter persegi.

"R. Adipati Tjokronegoro I saat menjalankan pemerintahan Kabupaten Purworejo saat itu membangun sejumlah infrastruktur. Salah satunya Masjid Agung Purworejo ini," ucap Toriq saat ditemui, Minggu (10/4/2022).

Baca juga: Pedagang Pasar Bedug Ramadhan di Palembang Harus Memiliki Izin Camat

Sejarah pembangunan Masjid Agung Purworejo yang berada tepat di sisi barat Alun-alun Purworejo ini dikuatkan dengan bukti berupa prasasti yang sampai saat ini masih terpajang di atas pintu utama masjid.

Ia mengatakan, Masjid Agung Purworejo sampai saat ini juga masih aktif digunakan untuk beribadah dan menjadi tujuan para peziarah dari berbagai kota di Indonesia.

Bedug Kiai Bagelen ini adalah magnet utama Masjid Agung Purworejo.

Bedug tersebut memiliki garis tengah bagian depan 194 sentimeter, garis tengah bagian belakang 180 sentimeter, panjang 292 sentimeter dengan keliling bagian depan 601 sentimeter serta bagian belakang 564 sentimeter.

Kemudian diameter tengah depan 194 sentimeter, diameter tengah belakang 180 sentimeter, jumlah paku penambat lulang depan 120 buah, dan paku belakang 98 buah.

"Bedug ini dibuat dari bonggol jati bercabang lima (Pandawa) dari daerah Dukuh Pendowo, Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo," jelasnya.

Baca juga: Tradisi Jaburan di Masjid Jami Jomblang, Mendengar Kajian lalu Berbuka Bersama

Pohon jati raksasa itu batangnya juga digunakan sebagai tiang masjid, ranting-rantingnya sebagai atap masjid.

Bedug dibuat di Dukuh Pendowo kemudian diboyong menuju Masjid Agung Darul Muttaqin oleh R Tjokronegoro I dengan memerintahkan seorang ulama Dusun Solotiyang, Desa Maron, Kecamatan Loano bernama Kiai Irsyad.

Bedug raksasa itu kemudian diberi nama Bedug Kiai Bagelen.

Secara umum bedug ini masih berfungsi, dulu selalu dibunyikan sebagai penanda masuk waktu salat 5 waktu, salat Jumat, dan peringatan hari besar muslim termasuk saat detik-detik peringatan hari kemerdekaan Indonesia.

"Kalau sekarang hanya dibunyikan saat salat Jumat dan hari hari besar saja. Sebagai penanda waktu masuk salat 5 waktu dibuatkan bedug sendiri, ukurannya lebih kecil di sebelah utara. Ya untuk menjaga agar tetap awet," jelasnya.

Yanto Warga Surabaya sedang berfoto di depan Bedug Kyai Bagelen di Masjid Agung PurworejoKOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO Yanto Warga Surabaya sedang berfoto di depan Bedug Kyai Bagelen di Masjid Agung Purworejo
Yanto (45) warga Surabaya mengungkapkan, memutuskan untuk singgah ke masjid di waktu zuhur yang lokasinya berada di di pusat kota itu. 

Ia mengaku sudah mengetahui keberadaan bedug raksasa yang ada di masjid tersebut. 

"Bedug ini saya sedikit banyak sudah tahu dari media sosial. Ternyata memang besar sekali," ungkapnya.

Baca juga: Banyak yang Mengira Bangunan Ini adalah Kafe, Ternyata Masjid Kontainer di Semarang

Sementara itu, pengunjung lainnya, Zahra Azizah (20) warga Blitar, Jawa Timur mengatakan sudah lama mengetahui sejarah bedug tersebut. 

"Katanya ini dibuat dari bonggol kayu Jati, lulangnya dulu dari kulit banteng, karena dimakan usia kini sudah diganti dengan kulit sapi, perlu sapi ukuran besar sekali untuk kulitnya dipakai bedug ini," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenag Luncurkan Program Senam Haji dan Batik Haji Indonesia di Medan

Kemenag Luncurkan Program Senam Haji dan Batik Haji Indonesia di Medan

Regional
Dimeriahkan Artis Papan Atas, Pemprov Riau Sediakan 150 Stan UMKM Gratis di Gebyar BBI BBWI Riau

Dimeriahkan Artis Papan Atas, Pemprov Riau Sediakan 150 Stan UMKM Gratis di Gebyar BBI BBWI Riau

Regional
Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Duga Pelaku Orang Terdekat

Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Duga Pelaku Orang Terdekat

Regional
'Usai Mayat Majikan Berhasil Dievakuasi, Anjingnya Juga Ikut Mati'

"Usai Mayat Majikan Berhasil Dievakuasi, Anjingnya Juga Ikut Mati"

Regional
Lagi, Seorang Petani di Brebes Tewas Diduga Karena Tabrak Lari

Lagi, Seorang Petani di Brebes Tewas Diduga Karena Tabrak Lari

Regional
4.500 Kader Semarakkan Jambore PKK Tingkat Kota Pekanbaru, Tampilkan Inovasi Kartini Masa Kini

4.500 Kader Semarakkan Jambore PKK Tingkat Kota Pekanbaru, Tampilkan Inovasi Kartini Masa Kini

Regional
Dua Truk Tabrakan di Jalan Lintas Sumatera akibat Jalan Berlubang

Dua Truk Tabrakan di Jalan Lintas Sumatera akibat Jalan Berlubang

Regional
9 Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur yang Mendadak Muncul

9 Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur yang Mendadak Muncul

Regional
Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com