Sementara itu, menurut Dominggus keterampilan menganyam noken asli Kamoro ini kebanyakan tidak diteruskan oleh mama-mama kepada anak-anaknya lantaran mereka sudah jarang, bahkan tidak pernah duduk di samping mama ketika menganyam noken.
“Anak-anak kebanyakan sudah tidak lagi duduk di samping mama dan melihat mereka menganyam noken, sehingga keterampilan menganyam noken asli Suku Kamoro tidak diteruskan ke anak-anak, bahkan cucu-cucu,” tuturnya.
Selain itu, Dominggus menyampaikan, anak-anak sekarang sudah terpengaruh dengan digitalisasi seperti handpone, komputer dan lain sebagainya, sehingga sudah tidak terlihat minat mereka untuk meneruskan keterampilan dari orangtuanya dengan menganyam noken.
Baca juga: Mengenal Daerah yang Menjadi Calon Provinsi Baru Papua Selatan
“Pengaruh teknologi sangat besar, sehingga anak-anak sudah tidak lagi meneruskan keterampilan orang tuanya, seperti menganyam noken. Di daerah perkotaan sudah tidak ada lagi. Kalau masih ada itupun di daerah-daerah perkampungan,” ujarnya.
Perlu galeri noken
Noken asli Papua, termasuk noken asli Kamoro ini sudah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) PBB sejak 2012 sebagai warisan budaya dunia. Oleh karena itu, noken seharusnya terus dilestarikan di setiap suku-suku yang ada di Papua, termasuk noken asli Suku Kamoro yang dianyam menggunakan daun tikar dan kulit kayu Pohon Waru ini.
Baca juga: RUU Pemekaran Provinsi di Papua Disetujui, Ketua Tim PPS Tolak Usulan Nama Provinsi Anim Ha
Dominggus mengatakan, perlu adanya Galeri Noken yang di dalamnya mengajarkan anak-anak tentang cara menganyam noken asli Suku Kamoro.
“Dengan mengajarkan anak-anak menganyam noken melalui Galeri Noken, maka akan dapat melestarikan noken asli Suku Kamoro kedepan,” katanya.
Tidak hanya itu, di setiap sekolah-sekolah perlu adanya muatan lokal (mulok) yang mengajarkan anak-anak tentang keterampilan menganyam noken asli Suku Kamoro. Dengan begitu, pelestarian menganyam noken asli Suku Kamoro akan tetap terjaga di wilayah Kabupaten Mimika.
“Sekolah-sekolah harus memasukan muatan lokal tentang pembuatan noken asli Suku Kamoro, sehingga anak-anak bisa dilatih membuat noken. Dengan begitu kita akan ikut melestarikan tradisi menganyam noken asli Kamoro di sekolah-sekolah,” ujar pensiunan guru ini.
Anggota DPR Papua, John NR. Gobai mengatakan, dirinya selama ini mendorong agar Galeri Noken yang berada di Expo, Kota Jayapura bisa difungsikan untuk mendidik dan mengajarkan anak-anak tentang cara menganyam dan merajut noken.
“Dengan begitu kita akan ikut melestarikan cara merajut dan menganyam noken dari masing-masing suku yang ada di Papua,” katanya.
John menjelaskan, dengan adanya Galeri Noken ini, maka noken-noken asli dari setiap suku yang ada di Papua akan ditaru dan menjadi museum noken yang dikunjungi oleh para pengunjung dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Dalam Galeri Noken ini kita bisa taru noken-noken asli dari setiap suku dan kita bisa jadikannya sebagai tempat untuk melatih anak-anak membuat noken asli di Papua,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.