Saat itu, tiang lama berbentuk persegi yang merupakan bawaan dari Masjid Agung Kartasura diganti menjadi tiang baru berbentuk bulat.
Renovasi kembali dilakukan saat masa Paku Buwana VII (1830-1875), yakni pendirian Pawestren pada 1850, perluasan serambi masjid dengan kolom-kolom bergaya doric. Serambi ini dibangun dengan lantai yang lebih rendah.
Selain itu, dibangun juga pagar tembok keliling masjid pada tahun 1858. Sebelumnya pada tahun 1855, mustaka masjid diganti karena tersambar petir.
Baca juga: Mulai Pukul Bedug hingga Pawai Lampion, Tandai Peringatan Tahun Baru Islam di Lamongan
Kemudian pada masa Paku Buwana X (1893-1939), menara dibangun di halaman masjid. Dilakukan pula pembangunan jam matahari untuk mempermudah penentuan waktu shalat.
Gapura utama pun diganti menjadi gapura baru bergaya arsitektur Persia pada 1901. Kemudian, kolam air yang dulu difungsikan untuk bersuci diganti dengan bentuk pancuran atau keran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.