Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Taufik
Dosen UIN Imam Bonjol Padang

Dosen dan Ketua Moderasi Beragama UIN Imam Bonjol Padang. Direktur Eksekutif Mata Institute

Sumatera Barat, Terorisme dan Diamnya Ulama?

Kompas.com - 03/04/2022, 03:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Keeempat, atau memang sekarang sedang berlangsung ruang pertempuran dalam rangka menegoisasikan kembali identitas yang terguncang akibat relasi kuasa yang menurut mereka menyimpan kandungan persoalan sehingga mereka memutuskan untuk mendasarkan kehidupannya pada satu pilihan ideologi termasuk dalam persoalan prinsip dalam idologi politik (negara)?

Kelima, Sumbar masih gamang dalam menerima tafsir tunggal (Pancasila) sebagai bagian identitas karena masih hidupnya (dihidupkan) memori pengalaman-pengalaman kesejarahan dan kontektual ketika berhadapan dengan negara masa lampau?

Keenam, atau kehadiran agama di ruang publik seperti akidah, ibadah, dan akhlak belum dirasa cukup, sehingga terus berangsek kepersoalan sosil-politik (baca Islamisme)?

Ketujuh, Sumbar hanya dimanfatkan sebagai wadah untuk membangun komunitas lokal (local parthners) yang ditriger dengan isu-isu geopolitik dan geostrategik transnasional yang menempatkan umat Islam sebagai kelompok yang teraniaya (seperti perang terhadap teroris, perang Iraq, Libiya, Syiria atau Palestina).

Kedelapan, lebih jauh lagi, atau gerakan politik kelompok Islam yang terjadi di semanjung Arab bertransformasi menjadi gerakan ideologis agama.

Kelompok ini memulai diskursus dengan menjaga kemurnian ajaran Islam dengan menggunakan properti Muslim saja.

Mereka menolak menggunakan properti kelompok non-Muslim, mulai dari pakaian sampai kepada keilmuan dan peradaban.

Sikap berjarak itu seolah menempatkan mereka pada titik berseberangan, satu sisi dititahkan mencintai dan menolong Islam, di sisi lain mengambil jarak dengan kaum kafir (non-Muslim).

Sikap anti-demokrasi juga menjadi khas kelompok ini. Doktrin agar umat Islam tidak mengikuti mayoritas karena sebagian mereka dianggap sesat.

Demokrasi dengan segala prinsip-prinsipnya dinyatakan bertentangan dengan Islam.

Sepertinya demokrasi yang terbangun saat ini di Indonesia memberikan ruang kepada kelompok tertentu untuk menkapitalisasi dan menagregasi ketidakpuasan masyarakat Muslim terutama dalam wacana keadilan sosial atas nama Islam sehingga ini mampu menjadi hulu ledak.

Dan Sumbar adalah daerah yang pemeluk muslimnya mayoritas sebagaimana Banten, Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan lainnya dijadikan locus dan episentrum untuk menguji formula Islamisme itu.

Diamnya ulama?

Tidak banyak ditemukan reaksi baik tertulis, video, flayer, poster atau selebaran dari pelbagai ulama dan elite yang berkaitan dengan penangkapan teroris. Padahal dalam kejadian-kejadian lain sebagian mereka jamak (hobi) bersuara lantang dan keras.

Ini memunculkan pertanyaan lagi, apa sesungguhnya terjadi, tidak beraninya ulama atau elite lainya secara masif berkomentar atau mengutuk tindakan teroris tersebut.

Apakah diam mereka disebabkan, pertama, teroris belum melakukan tindakan fisik seperti pengeboman atau kekacauan dalam padangan kasat mata, sehingga perlu korban terlebih dahulu baru bereaksi?

Kedua, ulama masih menimbang-nimbang untuk ikut berkomentar karena keterbatasan informasi peristiwa tersebut?.

Ketiga, kalau seandainya bereaksi secara visual atau verbal mereka takut akan menjadi pergunjingan, bahkan mungkin akan dicaci maki di media-media terutama media sosial, alhasil diam adalah pilihan?

Keempat, kekuatiran mereka dikaitkan pada posisi tertentu yang nantinya tidak menguntungkan secara personal bagi diri mereka atau tidak memberikan manfaat terhadap manhaj dakwah mereka.

Kelima, ulama masih berada dalam alam subjektif mereka ketika mendefenisikan radikalisme, ekstremisme dan terorisme sehingga sikap itu melahirkan ekspresi yang ambigu dan tidak jelas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com