Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Taufik
Dosen UIN Imam Bonjol Padang

Dosen dan Ketua Moderasi Beragama UIN Imam Bonjol Padang. Direktur Eksekutif Mata Institute

Sumatera Barat, Terorisme dan Diamnya Ulama?

Kompas.com - 03/04/2022, 03:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUMATERA Barat kembali dikejutkan. Tim Detasemen Khusus (Densus) Antiteror Mabes Polri menangkap 16 orang terduga teroris di beberapa kabupaten di wilayah Sumbar; Tanah Datar, Payakumbuh dan Dharmasraya.

Para tersangka diduga terlibat dalam jaringan Negara Islam Indonesia (NII).

Setelah peristiwa penangkapan tersebut, Sumatera Barat kembali memenuhi media nasional dalam artian yang tidak mengembirakan.

Gerakan terorisme kali ini sudah mulai berkembang. Mereka tidak hanya pada tingkatan pengajian dan rekrutmen, tapi sudah mulai melakukan baiat dan pelatihan pramilter.

Dari indentifikasi awal, tersangka memiliki keinginan untuk mengubah ideologi Pancasila dengan “Islam yang kaffah” dan memiliki niat untuk menggulingkan pemerintah yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau.

Baca juga: Densus 88 Tangkap 16 Terduga Teroris di Tiga Wilayah Sumbar

Dalam perekrutan anggota secara masif, kelompok ini bahkan sudah melibatkan anak-anak.

Latar belakang profesi terduga di antaranya petani, pedagang, pemilik bengkel sepeda, tukang sablon hingga mantan tenaga honorer Satpol PP (Kompas.com, Detik.com dan Inews.id).

Penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 di Sumbar tidak kali ini saja. Pada tahun-tahun sebelumnya juga sudah terjadi.

Tercatat selama Juli 2022 ada 9 orang terduga teroris yang berafiliasi ke Jamaah Ansharut Daulah (JAD)d i tanggkap.

Kerisauan?

Pertanyaannya adalah apa yang sesungguhnya sedang terjadi? Apa yang melatari mulai berkembangnya faham terorisme di Sumbar?

Apakah Sumbar sudah menjadi (dijadikan) lahan tumbuh dan berkembangnya faham terorisme?

Apakah para aktor intelektual kelompok teroris itu berasal dari atau luar Sumbar, atau Sumbar dianggap secara sosioreligius cocok jadi persemaian ideologi ekstremisme dan radikalisme yang puncaknya adalah terorisme.

Apalagi dari banyak tersangka dan juga kasus-kasus sebelumnya melibatkan anak-anak muda.

Dan pertanyaan yang menukik adalah kenapa banyak ulama dan elite lainya berdiam diri dengan peristiwa ini?

Sederet pertanyaan yang merisaukan tersebut membentang luas untuk segera dijawab.

Banyak kemungkinan untuk menjawab kerisauan tersebut. Pertama, mungkin sebagian orang Sumbar mengalami problem psikologis atau problem sosiologis di level mikro yang menyebabkan guncangan-guncangan dalam keyakinan yang dianut sebelumnya.

Contohnya diperlakukan diskriminatif, krisis sosial ekonomi, di(ter)asingkan, dan mengalami represi politik baik secara simbolik atau faktual, yang menyebabkan mereka sangat terbuka (cognitive opening) dengan gagasan baru yang lebih ekstrem dan radikal sebagaimana yang Wiktorowicz (2005) kupas dalam teorinya?

Kedua, ataukah ini fase berulang, cara-cara kekerasan menjadi jalan keluar dalam menyelesaikan masalah sebagaimana yang termaktub dalam sejarah Sumatera Barat?

Ketiga, atau Sumbar mencoba kembali peruntungannya dengan upaya menegasikan cara pusat atau Jakarta yang sudah memperlakukan masyarakat secara tidak adil, tidak demokrasi, tidak humanis dan sebagainya dengan cara yang berbeda dengan sebelumnya (baca PRRI)?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com