Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senjata Api yang Beredar di Pulau Haruku Diduga Peninggalan Sisa Konflik 1999

Kompas.com - 29/03/2022, 16:56 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com- Kepolisian Daerah (Polda) Maluku hingga kini masih terus mengusut peredaran senjata api di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

Indikasi adanya penggunaan senjata api ilegal di masyarakat, muncul setelah terjadinya bentrokan antardesa diikuti dengan serangkaian aksi penembakan.

Baca juga: Soal Penembakan Misterius, Polda Maluku Ungkap Kesulitan Temukan Senjata Api di Haruku

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Maluku, Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat mengatakan, dari rentetan kejadian yang terjadi di Pulau Haruku, patut diduga masih ada peredaran senjata api di wilayah tersebut.

“Kita tidak tahu persis tapi yang jelasnya kan daerah ini pernah berkonflik dan saat konflik dulu itu banyak senjata yang digunakan, ada senjata rakitan dan ada senjata organik,” kata Roem kepada Kompas.com via telepon, Selasa (29/3/2022).

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 27 Maret 2022

Roem menjelaskan, saat konflik sosial berkecamuk di Maluku 20 tahun yang lalu, gudang senjata milik Brimob Polda Maluku juga ikut dibobol.

Sehingga banyak senjata milik Polri yang dikuasai masyarakat sipil saat itu.

Ia pun menduga senjata yang kerap digunakan untuk melancarkan aksi kejahatan dan penembakan di Pulau Haruku merupakan senjata yang berasal dari gudang Brimob Polri yang dibobol saat konflik Ambon.

“Saya belum bisa pastikan itu tapi yang jelasnya saat konflik 1999 itu banyak beredar senjata ada organik ada juga rakitan, saat itu gudang senjata Brimob sempat dibobol ada senjata yang hilang, jadi ada kemungkinan,” katanya.

Baca juga: Longboat Pecah di Perairan Maluku, 2 Penumpang Ditemukan Selamat

 

Sudah diminta menyerahkan

Roem tidak menjelaskan secara detail berapa jumlah senjata api dari gudang senjata Brimob Polda Maluku yang hingga kini masih dinyatakan hilang.

Menurutnya berbagai upaya telah dilakukan aparat kepolisian untuk meminta warga di Pulau Haruku mengembalikan senjata yang mereka kuasai baik itu senjata api organik maupun rakitan, namun sayangnya warga tidak juga menyerahkan senjata.

“Pascakonflik sampai dengan saat ini sudah diimbau kepada masyarakat untuk menyerahkan senjata, sudah beberapa kali juga kita melakukan razaia cuma setiap kali razia kita tidak menemukan senjata itu,” katanya.

Baca juga: Usut Kasus Penembakan Misterius di Haruku, Polda Maluku: Masyarakat Jangan Terprovokasi

Meski begitu kata Roem sejumlah kejadian yang terjadi di Pulau Haruku memberikan isyarat yang sangat kuat bahwa warga di wilayah itu masih menguasai senjata api secara illegal.

“Kita razia di rumah-rumah dan kita tidak temukan, tapi faktanya kan sampai saat ini masih beredar senjata itu di tangan masyarakat itu yang kita sesalkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, selama senjata api masih beredar di tangan masyarakat, maka selama itu pula situasi kondusif akan sulit terwujud.

“Yang jelasnya selama senjata-senjata itu baik rakitan maupun organik masih berada di tangan masyarakat maka yakinlah sampai kapan pun daerah itu tidak akan aman,” katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com