SEMARANG, KOMPAS.com- Penjualan kurma di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Hal tersebut dikeluhkan sejumlah pedagang kurma kaki lima di kawasan Pasar Johar, Kota Semarang, Senin (28/3/2022).
Salah satu pedagang, Niken mengungkapkan, jelang Ramadhan tahun ini penjualan kurma di kiosnya anjlok lebih dari 50 persen.
Baca juga: Ketika Mahfud MD Cerita Pernah Dikirim Satu Kontainer Kurma Saat Jabat Ketua MK
Menurut Niken, hal tersebut diakibatkan karena keadaan pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai.
"Orang-orang masih takut keluar rumah, lebih banyak yang milih online. Ditambah 3 tahun berturut-turut tidak ada Dugderan disini," jelas Niken ketika ditemui di kiosnya.
Padahal, imbuh Niken, tidak ada kenaikan harga kurma dari tahun ke tahun.
Untuk satu kilogram, dia memasang harga antara Rp 50.000 hingga Rp 200.000-an sesuai jenis kurma seperti Tunisia, Golden Valley, Ajwa, dan beberapa lainnya.
Baca juga: Gebyuran Bustaman, Tradisi Jelang Ramadhan di Semarang Tak Lekang Zaman
Niken menyebutkan, sebelum pandemi, penjualan kurma dalam sehari bisa habis lebih 10 kilogram.
Namun sejak pandemi tahun 2020, sehari terjual paling banyak 3-4 kilogram.
"Dulu belum sehari udah buka kardus lagi buat isi ulang. Sekarang, habis setengah saja bersyukur banget," kata Niken.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.