PEKANBARU, KOMPAS.com - Makan Bajambau, adalah salah satu tradisi yang sampai sekarang tetap dilestarikan masyarakat di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Acara ini tak hanya diadakan pada hari besar atau pesta pernikahan, tetapi juga dilakukan saat menyambut bulan suci Ramadhan.
Warga di Dusun Jawi-Jawi dan Dusun Padang Tonga di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampa, masih setia melakukan tradisi ini.
Baca juga: Riau Usulkan 2 Nama Tokoh Sebagai Pahlawan Nasional, Salah Satunya dari Kampar
Makan Bajambau artinya makan bersama yang dihidangkan di dalam suatu wadah bernama dulang atau talam. Tempat hidangan itu disebut dengan jambau.
Dulang yang disebut Ughang Ocu, itu biasa digunakan sebagai tempat hidangan makanan pada acara adat.
Penutupnya pun unik, yaitu menggunakan tudung yang terbuat dari pelepah pinang yang dicat merah warna warni.
Baca juga: Kemenag Gelar Pemantauan Hilal di 101 Titik Jelang Sidang Isbat Awal Ramadhan
Setiap jambau, berisi nasi dan lauk pauk. Satu jambau biasanya disantap empat sampai lima orang.
Tahun ini, warga Dusun Jawi-Jawi dan Dusun Padang Tonga mengadakan acara Makan Bajambau, Jumat (25/3/2022) atau seminggu jelang puasa.
Acara ini memang sengaja diadakan warga setiap hari Jumat, sesudah para pria melaksanakan shalat Jumat.
Sehari sebelum acara, ibu-ibu sudah membuat berbagai masakan yang akan dihidangkan keesokan harinya.
Baca juga: Wartawan Gadungan yang Lakukan Pemerasan kepada Kadinkes Riau Terancam 6 Tahun Penjara
Beberapa santapan yang menjadi ciri khas adalah gulai jengkol campur ikan salai atau ikan asap, giling cabe hijau campur ikan teri, serta rebusan daun ubi dan terong.
Jumat pagi, ibu-ibu mulai mengantar jambau ke lokasi acara. Ada tiga titik tempat makan bersama, yaitu di aula, mushala dan teras masjid, yang letaknya berdekatan.
Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 25 Maret 2022
Pantauan Kompas.com di lokasi, ibu-ibu tampak kompak berjalan beriringan membawa jambau dengan cara menaruhnya di atas kepala.
Setelah tradisi Makan Bajambau dilakukan, warga melanjutkan dengan kegiatan menyantuni sejumlah anak yatim dan mendengarkan lantunan selawat.
Warga setempat, Dewi Elvita (40) mengatakan bahwa tradisi Makan Bajambau rutin diadakan setiap menyambut bulan suci Ramadhan.
"Dalam menyambut bulan suci Ramadhan, kami selalu mengadakan Makan Bajambau. Selain itu, kami juga menyantuni anak yatim," kata Dewi, Jumat (25/3/2022).
Ia menyebutkan, tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun. Sampai hari ini, warga tetap melestarikannya agar tidak hilang ditelan zaman.
Menurutnya, tradisi Makan Bajambau ini dapat mempererat tali silaturahmi antarwarga.
"Tradisi ini akan terus kami hidupkan. Melalui acara ini, kami dapat menjalin hubungan silaturahmi. Yang pergi merantau kembali pulang dan makan bersama di acara ini," ucap dia.
Baca juga: Wanita yang Ditemukan Tewas Dalam Kubangan di Kebun Sawit Riau Ternyata Dibunuh Pacar
Ia juga berpesan, bagi generasi milenial agar dapat meneruskan tradisi Makan Bajambau.
"Karena di acara inilah kita bisa berkumpul dan makan bersama menjelang puasa," tambah Dewi.
Sementara itu, Ketua Panitia tradisi Makan Bajambau, Khaidir menyebutkan, tidak ada dana khusus yang disiapkan untuk membuat acara ini.
Biaya untuk masak memasak, ditanggung sendiri oleh masing-masing warga.
Sedangkan biaya untuk penyantunan anak yatim, kata Khaidir, setiap warga dibebankan Rp 50.000 per rumah.
"Kami semua warga di sini sepakat menyumbang Rp 50.000 per rumah untuk menyantuni anak yatim. Selain itu, warga yang merantau, ada juga yang bersedia membantu. Kalau untuk jambau, itu dimasak oleh ibu-ibu di rumahnya masing-masing," kata Khaidir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.