Ki Soponyono, Dewi Ruyung Wulan, dan kedua adik dalang lari masuk hutan mengikuti arus sungai. Dewi Ruyung Wulan hingga melepas pakaian kebesarannya berganti pakaian penduduk agar tidak mudah dikenali.
Baca juga: Sejarah Gorontalo, Provinsi yang Menyatakan Merdeka Sebelum Republik Indonesia
Sampailah mereka di Dukuh Bantengan (Trangkil) wilayah Panewon Majasemi, saat itu matahari tengah bersinar terik.
Karena kehausan, Ki Soponyono mengambil semangga dan mentimun di sawah sebagai obat dahaga.
Mereka tidak menyadari bahwa gerak-geriknya diawasi adik pemilik sawah, Panewu Sukmoyono, yang bernama Raden Kembang Joyo.
Sampai kemudian, Ki Soponyono dan Raden Kembang Joyo berperang lantaran pencurian semangka dan mentimun.
Ki Soponyono kalah sakti dibanding Raden Kembang Joyo, kemudian keempatnya, Ki Soponyono, Dewi Ruyung Wulan dan kedua adiknya, menjadi tawanan R Kembang Joyo.
Saat, Ki Soponyono mengutarakan alasannya mencuri semangka dan mentimun pada Panewu Sukmayono, pemilik sawah ini tidak sampai hati. Hingga akhirnya, mereka ditampung dan dilindungi.
Sebagai rasa terima kasih, Ki Soponyono mempersembahkan kedua adiknya pada Panewu untuk dijadikan hambanya.
Ambarsari diperistri oleh Panewu sebagai selir, sedangkan Ambarwati dibarikan pada R Kembang Joyo untuk dijadikan istri. Sementara, Dewi Ruyung Wulan dikembalikan ke ayahandanya Adipati Carangsoko, Puspo Handung Joyo.
Baca juga: Sejarah Jombang, “Kota Santri Tempat Lahir Gus Dur hingga Sejumlah Pahlawan Nasional
Dalam perjalanan selanjutnya, Raden Kembang Joyo berhasil mengalahkan pasukan Paranggarudo, pasukan R Jaseri yang terus mengejar Dewi Ruyung Wulan.
Sebagai ucapan terima kasih, Dewi Ruyung Wulan diberikan pada Raden Kembang Joyo yang behasil mengalahkan Adipadi Paranggarudo lalu menetap di Carangsoko menggantikan Puspo Handung Joyo sebagai pimpinan wilayah itu.
Setelah diangkat menjadi Adipati Carangsoko, Raden Kembang Joyo menggabungkan tiga kadipaten, yaitu Paranggarudo, Carangsoko, dan Majasemi menjadi satu Kadipaten Pati.
Nama Pati diperoleh, saat Raden Kembang Joyo dan Ki Dalang Soponyono tengah meminum dawet usai membuka hutan yang dijajakan Ki Sagola.
Raden Kembang Joyo terkesan dengan kesegaran dawet yang terbuat dari Pati Aren yang diberi santan kelapa dan gula aren. Terinspirasi dari minuman itu, kelak pembukaan hutan selesai akan diberi nama Kadipaten Pati - Pesantenan.
2. Kabupaten Pati Berjuluk Kota Kacang, 'Hogwarts van Java', Kota Pensiunan, dan Kota Manggis