Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Warga Suka Mengarak Pasangan yang Berbuat Mesum? Ini Pandangan Sosiolog

Kompas.com - 07/03/2022, 18:15 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

 

Minimnya privasi dan menguatnya komunalisme

Wida juga menyorot tentang minimnya privasi. Dia mengatakan, hal tersebut merupakan bagian dari budaya negara timur atau berkembang.

“Batas antara private dan public domain itu sangat tipis,” sebutnya.

Hal lain yang menyebabkan warga mengarak pasangan yang diduga mesum karena menguatnya komunalisme.

Baca juga: Ibu Muda Diperkosa Ramai-ramai dan Diarak di Jalan, Polisi Tahan 11 Orang

Ini membuat masyarakat merasa bahwa menegakkan norma-norma dan nilai-nilai adalah tanggungjawab bersama.

Apabila terjadi pelanggaran dan penyimpangan norma, maka pelanggarnya dianggap sebagai ancaman terhadap kohesi sosial dan eksistensi masyarakat tersebut.

Kemudian, apabila komunalisme dalam masyarakat tinggi, orang yang bersikap beda dari mayoritas malah akan dianggap sebagai deviant atau menyimpang.

“Masyarakat kita tidak biasa hidup dalam individualisme. Karena dalam konteks masyarakat di Indonesia, komunalisme merupakan bentuk dari social capital (modal sosial). (itu menjadi) survival tools bagi orang di saat susah,” paparnya.

Baca juga: Pelanggar Aturan Covid-19 di China Diarak dengan Plakat Foto dan Nama Mereka

Efek jera

Menurut Wida, dengan warga mengarak pasangan yang dianggap mesum, diharapkan akan memberikan efek jera dan sanksi sosial bagi pelaku.

“Dengan diarak, si pelaku akan malu,” ungkap dosen Sosiologi Universitas Brawijaya, Malang, ini.

Adapun bagi sejoli yang dinikahkan usai diduga berbuat mesum, hal tersebut dilakukan untuk menyelamatkan wajah.

Baca juga: Dituduh Mencuri, 4 Perempuan Ditelanjangi dan Dipukuli Warga, Diarak di Jalan

“Mesum itu mencemarkan nama keluarga. (nama) keluarga besarnya jadi tercemar. Makanya, dengan dia dinikahkan, perbuatan yang dianggap amoral dan ilegal itu dikonstruksikan dalam dimensi legalitas dan moralitas,” ujarnya.

Menikah, kata Wida, merupakan bentuk menyelamatkan wajah, tidak saja bagi pelaku, tapi juga keluarga besarnya.

“(pernikahan) adalah unsur supya masyarakat ‘mengampuni' kesalahan pelaku dan keluarga besarnya atas perbuatan yang menyimpang,” ucapnya.

Saran

Agar kejadian serupa tak terulang, Wida menyarankan supaya ada perbaikan dalam pengimplementasian sistem hukum, termasuk memberikan pendidikan hukum ke masyarakat.

Baca juga: Dituduh Mencuri, 4 Perempuan Ditelanjangi dan Dipukuli Warga, Diarak di Jalan

“Lalu menggerakkan institusi sosial di level komunitas, misalnya masjid, gereja; dan institusi formal, seperti sekolah; serta institusi keluarga untuk memberikan penyuluhan dan bimbingan terkait pendidikan remaja, seksualitas, kehidupan perkawinan, dan lain-lain,” tutupnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Imron Hakiki; Kontributor Banjarmasin, Andi Muhammad Haswar | Editor: Pythag Kurniati, Dony Aprian)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Regional
Kesal kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria dengan Badik

Kesal kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria dengan Badik

Regional
Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Regional
Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Regional
Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Regional
7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

Regional
Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncengan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncengan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Regional
Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Regional
Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Regional
Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Regional
Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Regional
Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK Asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK Asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Regional
Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com