SUKABUMI, KOMPAS.com - Dampak bencana gerakan tanah di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren dan Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat terus meluas.
Saat ini, rumah terdampak bencana geologi yang mulai dilaporkan pada Maret 2021 itu berjumlah 60 unit rumah, dan 1 mushala.
Sebelumnya dilaporkan hanya 30 unit rumah terdampak.
Baca juga: Kisah Satibi, 3 Kali Jadi Penyintas Bencana Tanah Bergerak, Ingin Tinggal di Rumah yang Aman
Camat Palabuhanratu, Ali Iskandar mengungkapkan berdasarkan hasil identifikasi sekaligus pendataan di lapangan, jumlah bangunan rusak hingga Minggu (5/3/2022) bertambah.
"Bangunan yang rusak bertambah, dengan kategori rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan," ungkap Ali kepada Kompas.com ditemui di lokasi bencana Kampung Nyalindung, Minggu.
Menurut dia jumlah kerusakan bangunan rumah dampak bencana gerakan tanah bersifat sementara. Karena tidak menutup kemungkinan jumlahnya bisa bertambah.
Baca juga: Tarif Tol Ciawi-Sukabumi Terbaru 2022
Hal ini seiring dengan curah hujan yang terus meningkat. Juga ditambah informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa hujan akan berlangsung hingga pertengahan Mei.
"Sepertinya jumlah kerusakan akan meningkat," ujar mantan Sekretaris Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Korban Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi Mulai Mengungsi