TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Banyak pengguna elpiji nonsubsidi di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mengeluhkan kenaikan harga terbaru yang ditetapkan Pertamina.
Keluhan tersebut disampaikan kepada pangkalan-pangkalan atau kios tempat mereka membeli gas.
Salah satunya disampaikan Taufik, seorang pemilik pangkalan gas di Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan.
Baca juga: 3 Jam Dilalap Api, Sebuah Pangkalan Gas Elpiji di Bogor Ludes Terbakar
Taufik menyampaikan, para pelanggan merasa keberatan akan kenaikan harga elpiji nonsubsidi dalam waktu yang cukup dekat.
Pasalnya, pada 25 Desember 2021, telah terjadi kenaikan harga elpiji nonsubsidi. Namun, pada 27 Februari 2022, harga gas kembali naik.
"Banyak pelanggan komplain. Naiknya (harga gas) dua kali dan waktunya dekat," kata Taufik yang dijumpai di kiosnya, Kamis (3/3/2020).
Selain itu, kata Taufik, banyak pelanggan yang mengeluhkan bahwa harga elpiji nonsubsidi saat ini dirasa sangat tinggi.
"Saya sebagai pedagang berharap pemerintah merevisi kembali soal harga gas nonsubsidi ini. Masyarakat merasa berat," ujarnya.
Untuk diketahui, harga terbaru gas nonsubsidi 12 kilogram di Kabupaten Bintan, tepatnya di Bintan Timur, sekitar Rp 225.000 per tabung. Sedangkan untuk gas ukuran 5,5 kilogram seharga Rp 100.000 per tabung.
Sebelum mengalami kenaikan, harga jual gas 12 kilogram sekitar Rp 185.000 per tabung dan gas 5,5 kilogram sekitar Rp 80.000 pertabung.
Pasca-kenaikan harga gas nonsubsidi, Tim Satgas Migas Bintan melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan gas.
Tim mendatangi agen serta pangkalan-pangkalan gas yang tersebar di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, Rabu (3/3/2022).
Seorang anggota Tim Satgas Setia Kurniawan mengawasi kemungkinan pengguna gas nonsubsidi yang beralih ke gas subsidi ukuran 3 kilogram.
"Jangan sampai terjadi migrasi pengguna gas nonsubsidi ke gas subsidi. Kita perlu mengantisipasi hal ini," ungkap pria yang akrab disapa Iwan usai melakukan mendatangi sebuah pangkalan gas Kecamatan Bintan Timur.
Baca juga: Harga Baru Gas Elpiji di Sumedang, Ukuran 12 Kg Naik Rp 25.000
Tak sampai di situ saja, Satgas Migas Kabupaten Bintan akan kembali melaksanakan kegiatan pengawasan penggunaan gas melon itu.
"Dalam waktu dekat kita akan melakukan pengetatan kembali terhadap penggunaan gas 3 kilogram," sebut Iwan.
Iwan menjelaskan, kenaikan harga gas elpiji dikarenakan biaya produksi dunia yang tinggi sehingga Pertamina kembali menetapkan kenaikan harga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.