LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Sebagai destinasi super prioritas, Labuan Bajo memiliki ikon baru. Hal itu setelah pembangunan waterfront di kawasan itu rampung.
Saat ini, otoritas setempat masih berupaya memfungsikan wilayah tepi pantai itu sebagai area publik.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, mengatakan, pembangunan dan penataan waterfront telah rampung 100 persen sejak 8 Februari 2022. Saat ini, pihaknya bersama dengan kementerian dan lembaga terkait tengah mempersiapkan beberapa aktivasi untuk mengisi ruang publik yang telah dibangun tersebut.
"Saat ini kita sudah masuk dalam tahap menggabungkan aktivasi program dan infrastruktur, sehingga ruang publik ini bisa memberi manfaat langsung ke masyarakat dan bisa menjadi atraksi landmark wajib Labuan Bajo," jelas Shana dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (28/2/2022).
Shana menyebut, semua pihak dapat menggunakan ruang publik tersebut selama mengikuti peraturan dan memberi dampak positif kepada masyarakat setempat.
"Waterfront adalah ruang publik. Jadi siapapun boleh menggunakan area waterfront untuk aktivitas, baik itu aktivitas dari komunitas dan bisa diisi oleh event-event selama mendapat izin dari pihak pengelola waterfront, menjaga kebersihan, dan menjaga segala fasilitas yang dibangun tersebut," ungkapnya.
Sebagai bangunan yang didesain sebagai ruang publik, BPOLBF bersama kementerian dan lembaga terkait berupaya untuk selalu melibatkan masyarakat lokal dan mengenalkan salah satu bangunan ikonik Labuan Bajo itu ke dunia.
"Event yang dibuat tentunya akan selalu melibatkan komunitas lokal. Kita berharap mulai dari waterfront ini, kita punya banyak produk kesenian dan kebudayaan yang menarik, kita akan mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan," jelasnya.
Baca juga: 4 Wisatawan Labuan Bajo Positif Omicron, Sebagian Jalani Karantina di Hotel
Shana menyebut, sejak awal proses pembangunan waterfront selalu melibatkan masyarakat sehinga munculan desain seperti yang kini sudah jadi. Desain itu merupakan bagian dari aspirasi masyarakat lokal.
"Waterfront ini dibangun untuk publik. Jadi jangan malu-malu untuk menggunakannya dengan maksimal, namun tentunya harus tetap mengikuti peraturan yang ada, menjaga kebersihan, dan tentunya merawat fasilitas yang sudah dibangun bersama ini," imbuhnya.
Sementara itu, beberapa tahun terakhir, Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi pusat perhatian banyak pihak.
Baca juga: NTT Sambut KTT G20 dan ASEAN Summit, PLN Resmikan Layanan Listrik Tanpa Padam di Labuan Bajo
Hal itu tentu tidak lepas dari fakta bahwa Labuan Bajo memiliki banyak sekali obyek wisata, bahkan bisa dikatakan hampir setiap sudut wilayahnya memiliki keunikan yang menghubungkan seluruh keindahan mulai dari pantai, laut, bukit serta padang rumput.
Tidak hanya itu, Labuan Bajo juga kaya akan budaya dan kearifan lokal yang tidak kalah dengan eksotisme alamnya.
Karena keindahan dan keunikan tersebut, Labuan Bajo kemudian menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DPSP) di Indonesia. Dengan dijadikannya Labuan Bajo sebagai DPSP, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo untuk menjadi salah satu destinasi wisata premium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.