Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca Kecelakaan Bus Pariwisata di Bantul, Puluhan Sopir dan Mekanik Solo Raya Dapat Pelatihan

Kompas.com - 25/02/2022, 19:53 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Puluhan sopir dan mekanik Perusahaan Otobus (PO) di Solo Raya melakukan pelatihan teknis perbengkelan dan berkendara.

Hal ini mengantisipasi berulangnya kembali kecelakaan bus pariwisata yang menabrak tebing Bukit Bego, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (6/2/2022), lalu.

Pelatihan dilaksanakan Investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Jumat (25/2/2022).

Baca juga: Pasca-laka 13 Orang Tewas, Belum ada Larangan Bus Pariwisata Lewat Jalur Imogiri-Dlingo

Pantauan Kompas.com, para sopir dan mekanik yang berjumlah 60 orang diberikan edukasi secara teoretis dan praktek di Kantor Dishub Kota Solo.

Mereka diarahkan untuk mengantisipasi rem blong karena penggunaan gigi tinggi saat berkendara terutama di jalur-jalur ekstrem atau menurun tajam.

Sopir PO Sido Mulyo, Sugeng, mengatakan pertama kali mendapatkan materi penggunaan gigi dan rem tersebut.

"Banyak yang belum mengerti akhirnya mengetahui, contohnya kampas rem dan pengguna gigi tinggi juga. Pelatihan baru pertama kali ini," jelas Sugeng, Sopir yang berpengalaman mengemudi di jalur Sumatera dan Bali itu.

"Ya akan saya terapkan, selama ini belum tau," lanjutnya.

Sedangkan, Mekanik PO Mulyo Indah, Warno mengatakan sistem pengereman menjadi fokus perhatiannya dalam pelatihan tersebut.

Baca juga: KNKT Ungkap Bus Pariwisata dalam Kecelakaan di Bantul Laik Operasi dan Lolos Uji Kir

"Terutama tadi penggunaan rem angin, tadi dijelaskan setiap jenis rem memiliki fungsi yang berbeda yakni rem pakai oli dan angin, pakai oli saja dan angin saja, jadi dapat pengalaman baru. Tadi saya fokus pengguna rem angin karena di PO saya pakai rem angin,," jelasnya.

Warno mengaku setiap harinya ia bertugas mengecek beberapa bus sebelum dipergunakan.

"Sejak 1996 sudah jadi mekanik, setiap hari mengecek bus. Dulu sebelum pandemi banyak yang dicek, tapi sekarang sehari 1-4 bus saja," jelasnya.

Sementara itu, PLT Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, mengatakan sekitar 80 persen kecelakaan yang diselidiki mayoritas disebabkan penggunaan gigi tinggi.

Baca juga: 13 Ahli Waris Korban Tewas Kecelakaan Bus Pariwisata di Imogiri Bantul Terima Santuan Rp 50 Juta dari Jasa Raharja

"Ya sekarang ini hampir semua kecelakaan rem blong di jalan menurun itu karena penggunaan gigi tinggi di jalan menurun oleh sebab itu yang perlu kami Ingatkan," kaya Wildan, saat berada di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Jumat (25/2/2022).

"Mekani juga diarahkan sering memeriksa gap kampas dan rem tromol, karena masalah penggunaan klakson telolet dan silinder roda itu menjadi pemicu secepatnya terjadinya rem blong," lanjutnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Hari Prihatno, berharap dengan adanya pelatihan bakal meningkatka pemahaman mengenai proses pengendara.

"Supaya tidak terjadi kecelakaan yang berulang karena cara mengendalikan kendaraannya. Harapkan sopir bisa memahami apa yang disampaikan oleh dari KNKT karena ini contoh fakta di lapangan setiap kasus disebakan itu (pengguna rem dan gigi tinggi)," jelas Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com