Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pimpin Solo, Gaya Gibran Tinggalkan Mobil Dinas di Tempat Bermasalah Disorot

Kompas.com - 25/02/2022, 18:16 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Gaya unik Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang meninggalkan mobil dinasnya di tempat-tempat bermasalah menjadi sorotan selama satu tahun memimpin Solo, Jawa Tengah.

Gibran dan pasangannya Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa genap berusia satu tahun dalam menjalankan roda pemerintah di Kota Bengawan pada Jumat (26/2/2022).

Pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sri Hastjarjo mengatakan, gaya Gibran meninggalkan mobil dinasnya di tempat bermasalah merupakan bentuk kehadiran pada masyarakat.

Baca juga: Catatan PKS Solo Satu Tahun Gibran-Teguh: Kritik Kesejahteraan dan Gaya Komunikasi

Cara ini baru dilakukan Wali Kota Solo di era kepemimpinan Gibran.

"Ini yang memang agak unik dan fenomenal meninggalkan mobil dinasnya di beberapa tempat yang bermasalah. Itu merupakan model komunikasi langsung. Secara semiotika atau ilmu tentang simbol itu menunjukkan kehadiran wali kota di tempat bermasalah," kata Hastjarjo dihubungi Kompas.com, Kamis (25/2/2022).

Hastjarjo menyampaikan gaya Gibran meninggalkan mobil dinas itu merupakan warning atau peringatan bahwa tempat bermasalah tersebut sedang mendapatkan pengamatan khusus.

"Dan itu juga menunjukkan pengamatan khusus (di tempat bermasalah). Jadi jangan main-main lagi," ujarnya.

Mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka diparkir di depan SMK Batik 2 Solo, Minggu (22/8/2021).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka diparkir di depan SMK Batik 2 Solo, Minggu (22/8/2021).

Gibran sudah empat kali meninggalkan mobil dinasnya Toyota Innova putih AD 1 A di suatu tempat.

Baca juga: Gaya Komunikasi Dikritik, Gibran: Jelek Bagaimana, Kan Pekerjaan Selesai Semua

Berdasarkan catatan Kompas.com, mobil dinas Gibran pertama ditinggal di Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon karena dugaan pelanggaran pungutan liar yang menyeret nama Lurah Gajahan.

Kedua di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cemoro Kembar Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon karena dugaan kasus perusakan makam oleh anak-anak siswa rumah belajar di Mojo.

Ketiga di depan SMK Batik 2 Solo Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan karena sekolah diduga akan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) pada saat Solo menerapkan PPKM Level 4.

Kemudian yang terakhir mobil dinas Gibran ditinggalkan di halaman SDN Nusukan Barat 113 Solo diduga ada siswa dan guru yang tidak menerapkan prorokol kesehatan Covid-19.

"Ini kan kehadiran di tempat yang bermasalah. Itu pindah-pindah kan? Itu adalah bentuk inovasi kehadiran pemimpin dalam menggunakan simbol mobil dinasnya," ungkap dia.

 

Sorotan lainnya adalah Gibran sangat masif dalam memanfaatkan media sosial sebagai komunikasi publik.

Bahkan, Gibran sampai memiliki tim khusus untuk menyampaikan pesan-pesannya lewat media sosial kepada masyarakat luas.

"Memang ada tim yang solid dalam menentukan mereka melakukan pengamatan, apa yang sedang tranding topik, merumuskan, bagaimana respon pemerintah kepada publik kemudian merumuskannya mau dijawab dalam bentuk posting, video, dan grafik. Dari sisi itu sangat bagus dan rapi," terang dia.

Baca juga: Gibran Tanggapi Survei Setahun Kepemimpinannya di Solo: Biar Warga yang Nilai

Di samping itu, ujarnya, Gibran sadar terhadap pemberitaan media yang menyoroti terkait pemerintahannya di Solo.

Isu liputan yang disoroti media mainstream maupun media sosial, baik yang positif, netral atau negatif selalu dijadikan sebagai model Gibran dalam melakukan perubahan atau komunikasi publik.

"Mas Gibran itu memutuskan untuk melakukan survei isi liputan isi media tentang pemerintah kota. Termasuk sentimennya positif, negatif atau netral. Menurut saya langkah yang sangat baik dilakukan Mas Gibran ini menunjukkan dia aware mengamati dinamika isi media yang menyoroti pemerintahan dia," terang dia.

Hastjarjo juga menyoroti belum seimbangnya komunikasi publik Gibran dengan jajaran organisasi perangkat daerah (OPD).

Baca juga: Cucu Presiden Jokowi La Lembah Manah Sembuh, Gibran Kembali Masuk Kerja

Gibran cenderung aktif dalam penggunaan media sosial sehingga lebih cepat menyampaikan kebijakan dan programnya pada masyarakat.

Sebaliknya jajaran OPD masih menggunakan komunikasi cara lama.

"Gerakan Mas Gibran sebagai wali kota (top management) untuk melakukan komunikasi publik kayaknya belum imbang dengan dinas-dinasnya. Mestinya dinas agresif di media sosial dan seterusnya. Jadi mungkin masih ada kesenjangan karena kita tahu Mas Gibran punya tim khusus dan dia anak muda yang sangat aware pentingnya bermedos, komunikasi publik, yang mungkin minside masih perlu ditanamkan di setiap dinas," ungkap dia.

"Wali kotanya itu sangat gencar tapi di dinas-dinas kadang-kadang telat atau medsosnya tidak aktif, tidak responsif. Saya sendiri belum melakukan riset secara detail seberapa untuk total tetapi kesannya yang saya tangkap adalah tidak semua dinas semaju wali kotanya," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com