Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Sirkulasi Angin di Perairan NTT Meningkat Jadi Bibit Siklon Tropis, Begini Dampaknya

Kompas.com - 25/02/2022, 11:40 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) memantau adanya peningkatan intensitas sirkulasi udara di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Peningkatan intensitas sirkulasi udara tersebut menjadi satu sistem yakni Bibit Siklon Tropis 99S, yang mulai terbentuk di sekitar Laut Timor sebelah utara Australia," ujar Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi, kepada Kompas.com, Jumat (25/2/2022).

Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Kupang Masih Melonjak, Bertambah 309 dalam Sehari

Lokasi tepatnya, lanjut Agung, berada di posisi 12.6 derajat lintang selatan, 128.3 derajat bujur timur. Area tersebut sudah masuk di wilayah tanggung jawab TCWC Australia.

Menurut Agung, sistem Bibit Siklon 99S memiliki tekanan udara minimum di pusatnya mencapai 1001mb dan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 25 knots atau 46 kilometer per jam.

Berdasarkan pantauan citra satelit cuaca Himawari-8 kanal IR, terlihat adanya kumpulan awan-awan konvektif yang telah bertahan selama 12 jam terakhir.

Dia menyebut, dari analisis angin per lapisan terpantau pembentukan sirkulasi pada lapisan permukaan hingga menengah.

Pembentukan pola sirkulasi angin yang meningkat menjadi sistem bibit siklon tersebut, diperkuat dengan adanya faktor konektivitas udara yang signifikan di wilayah timur Indonesia, sebagai dampak dari aktifnya fenomena gelombang atmosfer Madden Julian Oscilation, Gelombang Kelvin, serta Gelombang Equatorial Rosbby di wilayah timur Indonesia.

Data model prediksi BMKG menunjukkan adanya pergerakan sistem sirkulasi ke arah Selatan dan menjauhi wilayah Indonesia.

Sementara itu, lanjut dia, potensi sistem 99S tersebut untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam periode 24-48 jam ke depan, masih berada dalam kategori menengah dengan potensi peningkatan sirkulasi yang semakin terorganisasi untuk periode 72 jam ke depan.

"Suatu kriteria bibit siklon dapat dikatakan meningkat menjadi Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot atau 65 kilometer per jam," ujar dia.

Keberadaan sistem sirkulasi tersebut, lanjut Agung, dapat membentuk daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagian Jawa-Bali, NTB, NTT.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, di sekitar wilayah pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah pertemuan dan belokan angin tersebut.

Dalam periode 24 jam ke depan, sistem 99S tersebut dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan gelombang di wilayah Indonesia, termasuk NTT.

Selain itu, potensi hujan sedang hingga lebat, disertai kilat, petir, angin kencang yang dapat berdampak pada potensi terjadinya bencana hidrometeorologi yakni banjir bandang dan longsor.

Untuk wilayah perairan khusus di NTT, tinggi gelombang 1.25-2.5 meter terjadi di Laut Flores, Perairan utara Kepulauan Flores, Laut Sawu, Perairan Kupang dan Perairan Rote dan Selat Ombai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk Tabrakan di Jalan Lintas Sumatera akibat Jalan Berlubang

Dua Truk Tabrakan di Jalan Lintas Sumatera akibat Jalan Berlubang

Regional
9 Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur yang Mendadak Muncul

9 Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur yang Mendadak Muncul

Regional
Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com