Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaka Tingkir: Silsilah, Masa Kepemimpinan, dan Sejarah Makam Butuh

Kompas.com - 05/02/2022, 20:05 WIB
Puspasari Setyaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Nama Jaka Tingkir atau Joko Tingkir sangat terkenal sebagai salah satu legenda di masyarakat Jawa Tengah.

Jaka Tingkir merupakan raja pertama dari Kesultanan Pajang yang berdiri di perbatasan Surakarta dan Sukoharjo.

Baca juga: Jaka Tingkir, Pendiri dan Raja Terhebat Kerajaan Pajang

Ia merupakan putra dari Ki Ageng Butuh (Raden Kebo Kenanga) dari pernikahannya dengan Roro Alit putri Sunan Lawu.

Menilik dari silsilahnya, Sunan Lawu adalah putra dari Prabu Brawijaya V.

Baca juga: Kerajaan Pajang: Pendiri, Raja-raja, Kemunduran, dan Peninggalan

Jaka Tingkir juga dikenal memiliki nama panggilan saat kecil yaitu Raden Mas Karebet.

Kedatangan Jaka Tingkir ke Kerajaan Demak

Melansir dari laman Disporapar Provinsi Jawa Tengah, ada cerita sejarah tentang pengabdian Jaka Tingkir.

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Pajang

Saat beranjak dewasa, Jaka Tingkir diperintahkan untuk mengabdi ke Kerajaan Demak.

Dengan menggunakan getek (rakit), Jaka Tingkir dan ketiga sahabatnya yaitu Pangeran Monco Negoro, Kanjeng Tumenggung Wilomarto, dan Kanjeng Tumenggung Wuragil. berangkat.

Salah satu legenda menyebut dalam perjalanan di sungai Bengawan Solo, Jaka Tingkir sempat melawan seekor buaya yang akhirnya bisa dikalahkan dan mengiringinya hingga Demak.

Sampai di Demak, terjadi kisruh dimana seekor kerbau mengamuk dan Jaka Tingkir bisa menundukkannya.

Hal ini meluluhkan hati Raja Demak II yang mengangkatnya sebagai menantu dengan gelar Sultan Hadiwijaya.

Jaka Tingkir Naik Tahta

Jaka Tingkir akhirnya naik tahta dan bersanding dengan Ratu Mas Cempaka putri Sultan Trenggono.

Namun perjalanan kepemimpinannya tidak berjalan mulus karena para cucu Prabu Brawijaya V tak ingin ia menduduki tahta.

Jaka Tingkir tidak melawan dengan kepercayaan "Wani ngalah iku luhur wekasane, menang tanpa ngasorake" yang artinya "Berani mengalah itu tinggi derajatnya, menang tanpa merendahkan".

Hal ini membuat Jaka Tingkir diangkat menjadi raja Demak IV den sempat memindahkan ibukota Demak dipindahkan ke Pajang Kartasura (Sukoharjo-Surakarta).

Pemindahan ini diambil demi menjaga keamanan rakyat akan berlangsungnya konflik.

Kemudian Jaka Tingkir diberi gelar menjadi Sultan Hadiwijaya Raja Pajang I.

Akhir Hayat Jaka Tingkir

Makam Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang terletak di Desa Butuh.jatengprov.go.id Makam Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang terletak di Desa Butuh.

Melansir laman Tribunnews.com, Jaka Tingkir memimpin Kerajaan Pajang selama 40 tahun antara tahun 1546 hingga 1587.

Meski ada versi di mana Raden Jaka Tingkir dikabarkan dibunuh oleh Pangeran Benowo I, namun ada juga yang menyebut ia mengundurkan diri.

Selepas turun tahta, Raden Jaka Tingkir menyepi di Dukuh Butuh, Plupuh mengikuti jejak orang tuanya.

Hari-harinya dihabiskan untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, yang tempatnya kini diabadikan menjadi Masjid Butuh.

Jaka Tingkir di makamkan bersama orang tua dan istrinya di Makam Butuh, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen.

Makam ini masih dirawat dan pernah mengalami beberapa kali pemugaran terutama pada masa Pakubuwono X.

Kawasan Masjid Butuh dan Makan Jaka Tingkir juga telah diresmikan sebagai cagar budaya kabupaten Sragen sesuai SK Bupati tahun 2018.

Makam Jaka Tingkir di Desa Butuh hingga kini masih digunakan oleh para petinggi Keraton Solo dan masyarakat untuk berziarah.

Di kawasan tersebut juga tersimpan sisa getek Jaka Tingkir berupa potongan kayu jati yang diperkirakan berusia sekitar 400 tahun, yang digunakan untuk berangkat ke Kerajaan Demak.

Sumber:
visitjawatengah.jatengprov.go.id 
tribunnews.com 
solo.tribunnews.com 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Jelang 'Turun', 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Jelang "Turun", 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Regional
Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Regional
Motor Tersangkut di Atap Rumah akibat Rem Blong, Dua Wisatawan Terselamatkan Jemuran Selimut

Motor Tersangkut di Atap Rumah akibat Rem Blong, Dua Wisatawan Terselamatkan Jemuran Selimut

Regional
Dituding Jadi Penyebab Banjir, Perumahan di Lampung Digeruduk Emak-emak

Dituding Jadi Penyebab Banjir, Perumahan di Lampung Digeruduk Emak-emak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com