Catatan Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
Bukti-bukti arkeologis tentang keberadan Kerajaan Samudera Pasai ditemukan melalui makam raja-raja Pasai di kampung Gedong, Aceh Utara.
Makam tersebut terletak di Desa Beuringin, dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan. Wilayah ini berjarak 17 km sebelah timur Lhokseumawe.
Salah satu dari makam-makam raja tersebut terdapat nama Sultan Malik Al Saleh.
Dari karya tulis Hikayat Raja Pasai, yang pada awal teks tertulis 1360 H, menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
Dari catatan kunjungan Ibnu Batutah, utusan Sultan Delhi, Samudera Pasai merupakan pelabuhan penting dan istananya disusun dan diatur sesuai gaya India. Sedangkan, patihnya bergelar Amir.
Bahasa Melayu kemudian digunakan Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya.
Sejalan dengan itu, ilmu tasawuf berkembang. Diantara, buku tasawuf yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak.
Kitab tersebut diterjemahkan dalam bahasa Melayu oleh Makhdum Patakan atas permintaan Sultan Malaka.
Melalui kitab tersebut diinformasikan mengenai pembangunan Islam di Asia Tenggara pada waktu itu. (Editor: Nibras Nada Nailufar)
Sumber: acehprov.go.id dan kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.